Slamet mengaku tak membutuhkan banyak waktu untuk bisa menyulap paralon bekas hingga menjadi barang yang estetik. Hanya perlu kreativitas dan ketekunan yang besar saja untuk mengukir paralon bekas tersebut.
"Prosesnya tidak lama, yang membuat lama itu saat mengukir paralonnya saja. Untuk yang lain mudah, kalau sehari sudah bisa membuat lima buah kerajinan sendiri," katanya.
Saat pertama kali hendak menjual, Slamet menawarkan ke beberapa pemuda yang berada di sekitar kampungnya. Lalu, ia mulai mempostingnya di akun media sosial hingga berhasil menarik banyak peminat dari berbagai daerah Jawa Timur.
"Saya membuat beberapa kerajinan dan dipasarkan melalui sosial media. Dan bersyukur dari situ langsung ada pesanan dari luar daerah Jombang, seperti Gresik, Sidoarjo, dan Surabaya," katanya.
Slamet mengaku, harga dari setiap kerajinannya itu disesuaikan dari tingkat kesulitan masing-masing pembuatan. Umumnya, harga termurah yang ditawarkan adalah Rp 85 ribu hingga Rp 350 ribu.
"Harga menyesuaikan tingkat kesulitan. Ada yang pesan (harga) dulu dan ada juga yang langsung dari saya gitu. Alhamdulillah selama ini pemesanan terus berjalan, mulai dari warga Jombang sendiri hingga luar daerah. Kalau harapannya ya semoga kedepannya bisa lebih kreatif lagi," kata Slamet Hariyanto.