Untuk pertama kalinya, sebuah objek buatan manusia telah berhasil memasuki atmosfer luar Matahari, korona. Padahal, suhu di sana ribuan kali lebih panas dari permukaan fotosfer planet bumi.
Para peneliti yang dipimpin oleh tim di University of Michigan di Ann Arbor mampu memprediksi di mana atmosfer paling luar Matahari, dan roket Nasa mampu menembusnya selama kira-kira lima jam. Roket peneliti NASA, Probe Parker, tidak hanya mampu terbang melalui atmosfer Matahari tetapi juga mampu mengambil sampel partikel dan medan magnet di sana, kata NASA.
“Terbang begitu dekat dengan Matahari, Parker Solar Probe sekarang merasakan kondisi di lapisan atmosfer matahari yang didominasi secara magnetis yang tidak pernah kita dapat sebelumnya,” ujar Nour Raouafi, ilmuwan proyek Parker di Laboratorium Fisika Terapan Johns Hopkins di Laurel , Maryland.
“Kami benar-benar dapat melihat pesawat ruang angkasa terbang melalui struktur koronal yang dapat diamati selama gerhana matahari total.”
Pada tanggal 28 April 2021, selama terbang lintas kedelapan Matahari, Parker Solar Probe mengalami kondisi magnetik dan partikel tertentu sekitar 8,1 juta mil di atas permukaan matahari, NASA melaporkan. Titik itu, yang dikenal sebagai permukaan kritis Alfven, menandai akhir dari atmosfer matahari dan awal dari angin matahari, kata NASA.