Proyek Pembangunan Smelter Feronikel Antam di Halmahera Timur Tak Kunjung Selesai, Ini Faktanya

Proyek Pembangunan Smelter Feronikel Antam di Halmahera Timur Tak Kunjung Selesai, Ini Faktanya
Abdul Wahid (Indragirione)

Abdul tentu terkejut bagaimana bisa membangun proyek smelter tapi tak ada aliran listrik yang mengalir. Dia menyebut ada koordinasi yang tidak baik antara PLN dan Aneka Tambang (Antam) sebagai anak perusahaan BUMN. "Belum lagi ada indikasi proses tender tidak transparan," jelas Abdul. 

Ilustrasi Smelter Feronikel (Sudut Energi)

Abdul memberikan saran agar kondisi seperti ini tidak terjadi lagi di beberapa proyek pembangunan lainnya yang saat ini masih berjalan di wilayah Indonesia. "Banyak yang harus diperbaiki, jiwa entreprenur pimpinan BUMN masih kurang, lebih banyak jiwa birokratifnya," jelas Abdul. 

Sebenarnya bila pasokan listrik belum ada rasanya aneh karena tender lelang pengadaan power plant digelar pada 2017 silam, namun proses tender jalan di tempat karena belum ada kesepakatan di beberapa pihak yang jalani proses tender tersebut. Dalam surat yang dibuat PLN kepada pihak Aneka Tambang sebagaimana tertulis bahwa PLN menawarkan harga sebesar Rp 595,65 per kilo watt per hour (kwh).

Namun kabarnya bukannya memberikan tanggapan, Aneka Tambang malah membuka tender baru dan menggandeng pihak ketiga atau dari swasta sebagai procurement agent. Abdul Wahid pun menegaskan bahwa kejadian ini harus diketahui oleh pimpinan BUMN termasuk Menteri BUMN, Erick Tohir agar bisa mengkordinasi agar pembangunan segera rampung.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"