“Dari sisi bahasa gelar Habib memiliki dua makna: yang mencintai dan dicintai. Jadi tidak cukup hanya dicintai, dia harus mencintai.”Tambah Prof. Quraish Shihab.
Tiga sifat utama habib yang disampaikan penulis Tafsir al-Misbah di atas dapat dijadikan patokan untuk menilai kelayakan dan kepantasan seorang untuk dijuluki habib. Kalau ada yang dipanggil habib, paling tidak dia harus memenuhi tiga syarat: keturunan Rasul, ilmu luas, dan berakhlak mulia. Jadi tidak sembarangan julukan habib diberikan pada orang.
Begitu juga julukan Kiai. Menurut Prof. Quraish, Kiai itu orang yang dalam ilmunya dan akhlaknya baik. Yang membedakan Kiai dan Habib itu hanya keturunan Rasul atau tidak. Sisanya, persyaratan sama. Akhlak dan ilmu menjadi standar penting.
Prof. Quraish Shihab tak mau disebut Habib dan Kiai
Prof. Quraish Shihab (Islami.co)
Meskipun beliau merupakan keturunan Rasul dan ilmunya dalam agama sudah gak diragukan lagi, Prof. Quraish Shihab sendiri tidak mau dipanggil Habib ataupun Kiai.
Dalam sebuah wawacara Prof. Quraish mengatakan, “Ilmu saya belum dalam, akhlak saya belum sesuai dengan apa yang diajarkan agama. Jadi tak usah panggil saya Habib, tak usah panggil saya, biar saya berjuang dulu. Mudah-mudahan setelah saya meninggal, orang lihat, oh itu Habib, tapi sekarang tidak.”
Wah emang layak ditiru deh ketulusan hati beliau, meskipun mereka emang layak menyandang gelar seperti itu mereka gak demen dipanggil begitu. Gimana nih menurut kalian?