Plt Bupati Aceh Selatan, Tgk Amran menyesalkan dan prihatin atas matinya tiga harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae) karena terkena jerat di kawasan hutan di Kecamatan Meukek.
"Kami sesalkan dan prihatin tiga harimau ditemukan mati. Kami minta penegak hukum mengusut tuntas matinya tiga harimau Sumatera tersebut," kata Tgk Amran seperti dilansir dari Antara, Rabu (29/9/2021).
Ia mengatakan berdasarkan informasi yang diterima, jerat tersebut sebenarnya merupakan perangkap babi. Biasanya, yang memasang jerat babi adalah orang luar Aceh Selatan.
Sebab, kata Tgk Amran, masyarakat Aceh Selatan yang mencari nafkah di hutan tidak memasang jerat yang menyebabkan kematian satwa dilindungi seperti harimau.
Lebih lanjut, Bupati menegaskan harimau Sumatera dan satwa dilindungi lainnya merupakan kekayaan alam yang harus dilindungi sehingga bisa diwariskan kepada generasi mendatang.
"Masyarakat Aceh Selatan selama ini hidup berdampingan dengan harimau. Pada saat konflik, saat saya di gunung, harimau menjadi petunjuk ketika tersesat," kata Tgk Amran sambil mengenang kisahnya pernah dibantu harimau ketika tersesat di hutan.
Sebelumnya, tiga harimau Sumatera ditemukan mati terkena jerat di tua titik terpisah di kawasan hutan di Gampong (desa) Ie Buboh, Kecamatan Meukek, Kabupaten Aceh Selatan.