Seorang polisi berpangkat Bripka bernama Joko Hadi Aprianto yang menjadi penggali kubur gratis bagi warga kurang mampu selama bertahun-tahun di Samarinda, Kalimantan Timur, menjadi kandidat penerima Hoegeng Awards 2025.
Usulan untuk menjadi kandidat itu datang dari Hendy Saputra, seorang warga Samarinda Kota yang mengenalnya saat menjadi pemandu rombongan umrah Bripka Joko tahun lalu. Di balik tugasnya sebagai anggota Polsek Samarinda Ulu, Polresta Samarinda, menurut dia, Bripka Joko sosok polisi yang istimewa.
"Pak Joko itu salah satu jamaah kami tahun lalu. Profesi utamanya memang polisi, tapi orang lebih mengenalnya sebagai penggali kubur dan relawan," kata Hendy, Senin.
Menurut dia, Bripda Joko bukan hanya dikenal karena dedikasinya membantu masyarakat, tetapi juga karena kepribadiannya yang ramah dan mudah bergaul.
"Saat di Mekah dan Madinah, beliau bahkan dengan sukarela membantu memandu jamaah lain, meskipun tidak memiliki latar belakang sebagai tour leader umrah," ucap dia.
Sementara itu, Bripka Joko menuturkan bahwa profesi penggali kubur sudah ia jalani sejak duduk di bangku SMP, jauh sebelum menjadi anggota Polri. Saat itu, kondisi ekonomi keluarganya mengharuskan dirinya mencari tambahan penghasilan.
"Saya mulai jadi penggali kubur sejak kelas 2 SMP. Ayah saya seorang polisi tamtama dan memiliki tujuh anak, termasuk saya yang keempat. Gaji polisi saat itu tidak seberapa, jadi saya mencari tambahan sendiri," tutur Joko.
Di masa SMP, ia memperoleh upah Rp20.000 hingga Rp35.000 per pemakaman. Kemudian pada tahun 2005, sang ayah mendorongnya untuk mendaftar sebagai polisi. Setelah lulus pendidikan dan ditempatkan kembali di Samarinda, ia tetap melanjutkan pengabdian sebagai penggali kubur.
Selama lima tahun terakhir, dia mengaku sudah menjadi ketua pemakaman di wilayah tempat tinggalnya. Ia bertanggung jawab mengelola lahan kuburan, menggaji tim penggali kubur, serta mengurus pemakaman bagi warga yang membutuhkan.