Oversharing di Medsos Bisa Bikin Pelakunya Kena Mental dan Jadi Korban Kejahatan, Kok Bisa?

Oversharing di Medsos Bisa Bikin Pelakunya Kena Mental dan Jadi Korban Kejahatan, Kok Bisa?
Bahaya Oversharing (Okezone Techno)

Terlepas dari komentar banyak pihak, Atta Halilintar sendiri mengungkapkan bahwa dalam sehari, hanya dua jam disorot kamera untuk konten. Namun, apa yang sudah menjadi kontrak, akan tetap dilakukan karena sudah ada kesepakatan dengan brand. Demi kebaikan Aurel, Atta juga memastikan bahwa dalam dua atau tiga hari kedepan, ia sudah mengurangi kegiatan di televisi dan YouTube, agar dapat menemani sang istri menenangkan diri.

Itu tadi contoh yang relate biar kita bisa belajar bareng ya. Terkait ada pihak yang mau pro dan kontra, itu menjadi pilihan masing-masing orang.

Nah, lebih lanjut, apa itu oversharing?

Tak bisa dipungkiri kemajuan teknologi dan juga berkembangnya kecanggihan media sosial, membuat banyak orang ingin berbagi momen pribadi sehingga fenomena oversharing yaitu berbagi sesuatu hal yang bersifat pribadi secara berlebihan baik ke teman dekat bahkan orang asing dianggap hal biasa.

Apa saja contoh oversharing?

Contoh oversharing atau yang paling sering ditemukan di situs media sosial ketika merinci masalah hubungan intim, melampiaskan emosinya, memposting foto yang memalukan atau pribadi, atau membagikan hal-hal detail tentang anak-anak.

Apa bahaya oversharing?

Dalam kasus ekstrem, oversharing mungkin saja bisa memicu tindakan kriminal. Bahayanya melakukan oversharing di media sosial salah satunya konten dapat dimanfaatkan oleh orang jahat untuk membaca perilaku kita. Selain itu, konten yang kita unggah dapat digunakan sebagai alasan melakukan penipuan terhadap orang lain. Kok bisa? Bisa dong, misalnya menggunakan nama lengkap kita atau orang-orang terdekat kita.

Bagaimana agar tidak oversharing?

Sebelum oversharing masalah personal di media sosial, ada hal-hal yang jadi perhatian:

1. Apa tujuan membagikan cerita ini? memberi inspirasi, mencari perhatian dan simpati, mau pamer, atau sekadar meluapkan emosi saja?

2. Apakah ini bermanfaat bagi orang lain? karena tidak semua orang siap dan punya kewajiban mengetahui detail personal hidup dan permasalahan yang kamu hadapi. 

3. Apakah ini bisa berdampak buruk pada dirimu sendiri dan orang-orang yang terlibat di dalamnya? bisa saja ini dapat merusak reputasi dirimu dan orang lain.

4. Haruskah dibagikan di media sosial, atau sebetulnya bisa ceritakan saja pada orang terdekat yang kamu percayai atau malah bisa disimpan sendiri?

Gimana, udah tau kan batasan apa aja yang boleh kamu share atau tidak. Sosial mediamu adalah hakmu, mau kamu jadikan sebagai media untuk menyebar kebaikan atau keburukan itu terserah, kok. Asalkan semuanya bisa dipertanggungjawabkan, ya guys.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"