Bukan cuma makamnya yang unyu gengs, kalau malem juga gak bakalan gelap di makam ini. La pohon kambojanya saja dihias sama lampu lampion. Udah gitu di sepanjang pintu masuk ada tanaman-tanaman hias dan jalan paving yang membuat kita bakalan merasa masuk taman wisata.
"Niki dalu njih sae lampu werna-werni boten serem (Ini kalau malam hari bagus ada lampu warna-warni jadi tidak seram," papar Nyono.
Ditambah dengan gazebo di tengah makam dengan genting berwarna merah cerah. Pantes aja warga beramai-ramai menjadikan tempat ini ajang berfoto dan selfie gengs.
PWNU Jatim menegaskan, hal itu tidak dibenarkan dalam agama. Dibersihkan sih gak masalah gengs. Tapi bukan ajang tempat wisata.
"Itu jangan. Bisa menyebabkan tujuan untuk mengingat mati hilang," terang Katib Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Safruddin Syarif.
"Makam itu adalah tempat kita mengingat kepada kematian. Makanya Kanjeng Nabi menganjurkan ziarah kubur. Jadi ziarah kuburlah kamu untuk mengingat mati. Kan kita akan mati juga," sambungnya.
Nah, bener tuh, harusnya bikin kita bisa merenung dan memikirkan hari kematian. Bukan hura-hura.