Kisah Politisi Malaysia Alami Hal Tragis Saat Berani Coba Berburu Kesaktian Tongkat Soekarno

Kisah Politisi Malaysia Alami Hal Tragis Saat Berani Coba Berburu Kesaktian Tongkat Soekarno
Tongkat Bung Karno (apahabar.com)

Kematian Mazlan

Affandi memberi aba-aba. Lalu..

Jrap! Kapak melayang satu kali ke batang leher Mazlan.

Tubuhnya menggelepar.

Dua kali lagi Juraimi mengayunkan kapaknya, putuslah leher Mazlan.

Darah mengucur deras merembes ke selimut tebal di bawahnya.

Malam itu Juraimi, bekerja keras memotong-motong tubuh Mazlan menjadi 18 bagian.

Lalu meletakkan potongan tubuh manusia itu ke dalam ember.

“Kami akan ke Kuala Lumpur,” kata Mona setelah memberi Juraimi uang RM180.

“Diapakan ini, Nyonya?” tanya Juraimi sambil menunjuk potongan tubuh Mazlan.

“Sesuai rencana, tanam di lubang yang sudah kau gali seminggu lalu,” kata Affandi sambil berlalu pergi.

Berfoya-foya

Jimat sakti yang dijanjikan Mona itu ternyata akal-akalan saja.

Ia tidak pernah berniat pergi ke Indonesia untuk mencari tongkat Soekarno.

Tujuan utamanya memang menghabisi Mazlan dan menggondol harta Mazlan yang banyak itu. Maka Mazlan diiming-imingi “uang jatuh”.

Malam itu Juraimi dibiarkan sendiri menguburkan potongan tubuh Mazlan. 

Toh, sudah diberikan uang. Dini hari Juraimi baru menuntaskan tugasnya, Mazlan dikubur di lubang besar yang sudah digali seminggu sebelumnya di sekitar rumah mona.

Galian itu kemudian ditutup dengan semen.

Mona dan Affandi pun mendadak kaya. Sehari setelah menghabisi Mazlan, mereka heboh berbelanja.

Sebanyak RM160 ribu dihabiskan sekejap untuk membeli mobil, ponsel, dan perhiasan.

Tidak hanya itu, Mona juga melakukan operasi plastik untuk mengencangkan kulitnya dengan biaya RM13 ribu.

Affandi tidak kalah gelap mata. Ia berfoya-foya, hingga dalam masa sepuluh hari, uang RM300ribu sudah habis.

Tatkala menghabiskan uang panas itu, mereka tak mengingat Mazlan sama sekali.

Oiya Mona dan kawan-kawannya tertangkap dan akhirnya mereka juga berakhir ditiang gantung gengs. Mona menutup usianya 45 tahun, Affandi 44 tahun, dan Juraimi 31 tahun.

Sebelum diturunkan untuk diotopsi, ketiga jenazah itu dibiarkan menggantung selama satu jam di tiang gantungan.

Mona dan Affandi kemudian dimakamkan di salah satu pemakaman di Kajang pagi itu juga.

Sungguh tragis memang nasib yang dialami oleh politisi asal negri Jiran ini. Gimana nih menurut kalian, apakah kalian percaya dengan kisah ini ? 



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"