Malam itu juga Mbah Ghani menunjukkan kuburan yang bisa aku pakai untuk mencari tali pocong. Pas banget ada yang baru meninggal dan wetonnya pas. Aku merasa sangat beruntung.
Suasana malam di kuburan sangat sepi. Dengan berbekal cangkul, aku berusaha menggali. Sesajen aku letakkan di pinggir liang lahat. Perlahan aku mulai melihat papan kayu penutup mayat.
Dadaku berdegup kencang dan keringat mengalir deras saat itu. Meski udara terasa dingin, tetep aja aku berkeringat. Bau mayat masih bisa kuhirup. Busuk sekali!
Perlahan aku mendekati mayat itu, seorag laki-laki paruh baya. Aku mencari tali pocong dan melepaskannya. Meletakkan ke dalam tas setelah dibungus dengan kain kafan yang udah dikasih jampi-jampi.
Aku kembali menutup kuburan dengan papan kayu dan hendak naik ke atas. Tapi tiba-tiba kakiku gak bisa bererak. Rasanya ada yang menahanku. AKu panik setengah mati dan spontan berteriak.
Dadaku sesak dan rasanya ada beban berat di punggung. Aku benar-benar takut setengah mati. Aku berteriak minta tolong. Gak peduli lagi, karena dadaku semakin sesak dan sulit bernafas.
"Siapa itu? Hei kamu!," ada seseorag berteriak.
"Mau mencuri ya? Buat pesugihan?' tanyanya lagi.
Aku udah gak bisa bertahan lagi waktu itu. Pingsan di tempat. Pas bangun aku berada di rumah warga dengan tangan terikat. Aku justru bersyukur karena selamat. rasanya mau mati!
Meski kembali masuk penjara, aku dapat pengalaman berharga. Mending aku berusaha lagi aja daripada melakukan pesugihan yang gak jelas lagi.
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan tokoh dan tempat kejadian sama sekali tidak disengaja. Buat hiburan aja ya gengs.