Mahmud menjelaskan kalau udah lebih dari 27 tahun dia menjalani profesi ini. Menjadi pendoa makam yang mendampingi para peziarah. Pekerjaan yang dilakoni sejak tahun 1993.
Selain Mutiara, ia juga langganan mendoakan makam ibunda Presiden RI ketiga Bacharuddin Jusuf Habibie, Tuti Marini Puspowardojo.
Ketika Habibie masih hidup, dia juga sering mendampingi beliau untuk berziarah. Mahmud menceritakan kalau Pak Habibie kerap berziarah di hari Jumat.
Mahmud biasa dibayar Rp. 100.000 sekali mendoakan makam gengs. Meski dia gak pernah mematok harga, gak ada tarif pendoa makam yang pakem. Seikhlasnya aja yang ngasih. Berapapun bakalan dia terima dengan ikhlas. Baginya yang penting adalah ada penghasilan untuk makan.
"Orangnya dermawan Pak Habibie mah. Kadang ngasihnya dilebihin Rp 50 ribu," tutur Mahmud.
Mahmud menjelaskan kalau dia juga sering mendoakan makam mantan Gubernur DKI Ali Sadikin.
"Anaknya yang sering ke sini, Pak Boy Sadikin. Sama, dia juga kasih Rp 100 ribu," katanya.
Para pendoa makam bisa kita ditemui diberbagai TPU (Tempat Pemakan Umum) yang tersebar di Jakarta. Mulai dari TPU Karet Bivak, TPU Tanah Kusir, TPU Tegal Alur dll. Profesi ini muncul ketika ada peziarah yang gak bisa doa dalam bahasa Arab gengs.
Sampai sekarang profesi pendoa makam ini masih ada. Jadi ladang rejeki bagi mereka yang bertahan di kota metropolitan.