Ini kali pertama Dena Rachman menjalin komunikasi terbuka dengan ayah ibunya. Dialog hangat pun Dena dapatkan. Ia menceritakan apa aja yang selama ini dirasakan.
Tapi emang nggak mudah bagi orang tua buat menerima anak jadi transgender, sih, Gengs.
“Ya, itu. Balik lagi, mereka fokus ke masa depan. Jadi gue kasih juga mereka pengertian. (Gue) punya modal dan tahu mau ngapain ke depan,” jelasnya.
Reaksi kedua orang tuanya berbeda-beda, Gengs. “Nyokap memeluk dan bilang tetap mencintai saya. Ayah butuh waktu lebih lama untuk akhirnya bisa menerima dan menyadari kondisi anaknya,” ungkap Dena Rachman.
Kalo sekarang, hubungan Dena Rachman dengan orang tuanya sudah membaik. Malahan lebih baik, Gengs.
Nggak hanya orang tua, keluarga besarnya juga udah terima keputusan Dena Rachman. Ceritanya, suatu hari Dena Rachman pernah datang ke acara pernikahan dengan orang tuanya.
Ibunda Dena Rachman mengutarakan kondisi anaknya yang transgender sama keluarga besar. Waktu kakek Dena Rachman mendengar, sang kakek memberi dukungan dan kasih sayang.
“Kakek saya bilang: biar saja Gin, yang penting dia cantik dan berprestasi. Gue langsung wah, Aki. Saya bersyukur bahwa keluarga saya memilih untuk mencintai dan menerima saya daripada membenci,” kata Dena Rachman dengan senang.
Seneng banget ya, Gengs, kalo keluarga bisa satu pandangan. Asalkan pandangan kita nggak merugikan orang lain.