1. Program pesawat ulang alik sangat mahal. Biaya rata-rata peluncuran pesawat ulang-alik adalah $450 juta (setara Rp 6.4 triliun). Jauh lebih banyak dari perkiraan NASA.
Sementara pesawat ulang-alik diusulkan untuk digunakan sebagai roket sekali pakai. Sebagian besar pelanggan yang ingin menempatkan satelit ke orbit menganggap roket konvensional sebagai alternatif yang lebih murah.
2. Jadwal peluncuran yang diusulkan dan waktu penyelesaian untuk armada pesawat ulang-alik pada dasarnya adalah fantasi. P
erputaran tercepat untuk setiap pesawat ulang-alik dalam sejarah program ini adalah 54 hari. Dan setelah bencana Challenger, perputaran tercepat adalah 88 hari — jauh dari apa yang menurut pejabat NASA dapat capai. Perputaran yang lebih lambat berarti lebih sedikit penerbangan, yang berarti lebih sedikit akses ke ruang untuk pelanggan yang membayar, semakin menjauhkan bisnis dari NASA.
3. Persoalan Keamanan
Keselamatan juga merupakan isu yang sangat penting untuk Program Pesawat Ulang-alik. Pada tahun 1982, pesawat ulang-alik dinyatakan "beroperasi" oleh NASA, sebuah istilah yang menyatakan bahwa teknologi yang terlibat jauh lebih matang daripada yang sebenarnya.
Kemudian terjadi kegagalan peluncuran bencana Challenger pada 28 Januari 1986, yang menewaskan seluruh kru, termasuk "guru di luar angkasa" pertama, Christa McAuliffe. Kejadian ini kemudian membuat masyarakat kehilangan anggapan bahwa penerbangan luar angkasa adalah rutinitas.
Pesawat ulang-alik itu menjadi kendaraan eksperimental berisiko tinggi, sesuatu yang telah diketahui sebagian besar astronot selama ini. Penyelidikan selanjutnya juga mengungkapkan masalah serius dengan budaya keselamatan NASA. Namun, badan antariksa mengambil cambukan dan membuat perubahan yang diperlukan untuk membuat pesawat ulang-alik terbang lagi.
Namun 17 tahun setelah Challenger, Space Shuttle Columbia pecah saat memasuki kembali atmosfer Bumi. Sekali lagi, seluruh kru, termasuk astronot Israel pertama, Ilan Ramon, tewas. Meskipun penyebab teknis dari bencana Columbia sangat berbeda dari apa yang menyebabkan hilangnya Challenger, penyelidikan kembali menemukan masalah serius di NASA.
Tragedi itu membuktikan bahwa Space Shuttle tidak akan pernah benar-benar aman. Semua faktor ini: biaya tinggi, perputaran yang lambat, sedikit pelanggan, dan kendaraan (dan agensi) yang memiliki masalah keamanan utama, membuat pemerintahan Bush menyadari bahwa sudah waktunya Program Pesawat Ulang-alik untuk pensiun.
Pada tahun 2004, Presiden Bush memberikan pidato yang menguraikan akhir era pesawat ulang-alik, tanpa mengidentifikasi dengan jelas apa yang akan terjadi selanjutnya (atau berapa biayanya).