Dengan pakaian kamuflase, Joanna biasa 'berburu' pada malam hari, mulai dari tempat-tempat sepi, berbekal teropong termal, granat dan makanan kecil. Peperangan sendiri sudah tidak asing bagi Joanna Palani. Pasalnya, wanita yang lahir dalam keluarga Kurdi ini pernah hidup di pengungsian.
Pengalaman buruk semasa kecil dalam pengungsian itu serta kerasnya perjuangan keluarganya (orang-orang Kurdistan) dalam peperangan di Irak, secara tidak langsung membentuk Joanna berbeda dengan perempuan pada umumnya. Sejak kecil, Joanna sudah diajari kakeknya untuk menembak.
Karena aksinya yang membunuh pasukan ISIS ini, Joanna Palani sempat menjadi buronan atau orang yang paling dicari oleh ISIS. Sementara itu, pimpinan ISIS juga menyadari bahwa Kurdi punya mesin pembunuh yang agak unik tersebut.
Untuk itu, mereka pernah membuat sayembara dan mengumumkan bahwa siapa saja yang bisa membunuh atau menangkap Joanna Palani, akan diberi hadiah sebesar 1 juta dolar atau sekitar Rp13 miliar. Tidak hanya itu, diakui Joanna, ISIS juga ingin membuatnya jadi budak seks. "ISIS memang sangat ingin menangkap saya, lalu menjadikan saya budak seks,” ungkapnya Joanna Palani.
Informasi tentang keganasan sniper Joanna ini tampaknya sengaja disebarkan untuk menurunkan moral pejuang garis keras ISIS. Di sisi lain, badan intelijen Denmark (P.E.T) pernah bermaksud 'mengamankan sang sniper', namun pihak kejaksaan tampaknya tak mau ambil risiko.
Tidak disangka, wanita cantik dan kalem ini begitu sadis. Karena perbuatannya ini, Joanna Palani pernah mendekam di balik penjara. Kisah Joanna pun sempat viral. Banyak yang terkejut, sosok secantik Joanna Palani punya perjuangan besar untuk melawan ISIS!