Di samping itu, Made pun menjelaskan bahwa tujuannya menjadi Inem adalah wujud rasa terima kasihnya untuk Yogyakarta yang telah membuatnya mampu mencapai kesuksesan. Made merasa bersyukur bisa bersekolah tinggi meski bukan berasal dari keluarga kaya.
"Saya bersyukur bisa bisa sekolah sampai S2 di Yogya, bisa cari uang, hidup bahagia sama suami dan anak. Orang tua juga nggak perlu lagi jualan di jalan," kata Made.
Orang tua Made adalah perantau asal Bali yang saat itu belum memiliki pekerjaan di Yogyakarta. Mereka akhirnya memutuskan untuk berjualan balon di alun-alun utara.
Made sendiri adalah seorang ibu rumah tangga yang juga mengelola sebuah sanggar tari. Saat ini, Made telah memiliki lima sanggar yang tersebar di seantero Yogyakarta.
"Total muridnya sekarang ada 300 dan sudah sering tampil di televisi swasta," katanya.
Made hanya menarik biaya sekitar Rp25.000 hingga Rp50.000 bagi mereka yang ingin belajar di sanggar miliknya. Itu tergantung dari lokasi sanggar dan jenis tari yang dipelajari.
Untuk mengikuti kelas tari di sanggarnya, kita hanya perlu menyertakan surat ketarangan tak mampu dari kelurahan. Mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu pun bisa belajar dengan gratis di sanggarnya.
xSementara, untuk memberikan fasilitas terbaik bagi murid-muridnya, Made menjalin kerjasama dengan beberapa yayasan. Oleh karena itu, Made bisa menarik biaya murah kepada murid. Uangnya pun bisa digunakan untuk menggaji para guru yang membantunya mengajar di sanggarnya.
Jadi, kalo kalian ketemu dengan Inem Jogja di area sekitar Malioboro, jangan lupa disapa atau minta foto. Dia mungkin orang gila, tapi orang gila macem apa sih yang baiknya kayak gitu?