Untuk mendukung ceritanya tersebut, Fazze membagikan beberapa foto screenshot percakapannya dengan agensi tersebut.
Terlihat dari screenshot-nya bahwa Fazze sama sekali tak bersedia menerima kompensasi berupa uang ia mau membuat video berdurasi 45 - 60 detik mengenai vaksin Pfizer.
Lalu, ia pun segera mencari tahu siapa sosok di balik agensi humas yang berbasis di London tersebut melalui LinkedIn. Namun, tak berapa lama profil mereka seketika hilang.
"Tidak bisa dipercaya. Alamat agensinya di London yang mengontak saya palsu... Semua karyawan punya profil LinkedIn aneh yang sudah hilang sejak pagi tadi. Semuanya pernah kerja di Rusia sebelumnya," tulis Leo lagi di Twitter.
Cuitan Grasset mendapat banyak komentar dari influencer lainnya. Mereka juga mengaku pernah dihubungi oleh agensi yang sama. Bahkan, beberapa mengungkapkan pernah ditawari uang 2,000 euro atau setara dengan Rp 34 juta.
YouTuber lain asal Jerman, Mirko Deutschman juga mengupload screenshot email yang menawarkannya untuk ikut dalam kampanye penyebaran informasi soal jumlah kematian akibat vaksin Pfizer.
Menurut laporan The Guardian yang menyelidiki agensi tersebut di LinkedIn, tim manajemen Fazze berasal dari Moscow dan telah bekerja pada agenti tersebut yang ternyata didirikan oleh pengusaha Rusia. Di situsnya, Fazze memperkenal diri sebagai "Platform pemasaran influencer yang menghubungkan blogger dan pengiklan."
Sampai saat ini, belum ada tanggapan atau pernyataan dari Fazze mengenai isu influncer tersebut. Sebagian besar orang-orang yang pernah dihubunginya pun menolak dengan tegas penawaran itu.
"Ini peringatan yang sangat harus diwaspadai," kata Grasset.