Cerita Sersan Badri, Intel Kopassus Yang Harus Menjadi Pedagang Durian demi Sergap Panglima GAM

Cerita Sersan Badri, Intel Kopassus Yang Harus Menjadi Pedagang Durian demi Sergap Panglima GAM
Ilustrasi (MarketWatch)

Dilansir dari Kumparan.com, suatu saat, intelijen Kopassus mendapat informasi adanya bongkar muat 125 pucuk senapan milik GAM dari Thailand dan Malaysia. Dengan informasi itu, Badri, datang ke markas GAM di Blang Ngara, Aceh Utara, saat senjata-senjata itu tiba.  

Berbekal kepercayaan sebagai simpatisan GAM, Badri diminta melatih serdadu GAM menembak, baris-berbaris, dan perawatan senjata. 

Kesempatan ini juga ia gunakan untuk menyabotase senjata SS-1 dan AK-47 GAM; alat bidik senjata sengaja digeser agar tembakan tidak tepat sasaran.  

Spionase Badri juga berhasil mengungkap sumber keuangan GAM dari perdagangan ganja kering di Aceh Timur dan Aceh Utara dan dikirim dengan perahu ke Malaysia. Pemerintah setempat dan perusahaan besar seperti Exxon Mobil, Pupuk Iskandar Muda, ASEAN Fertilizer, dan warga Aceh juga wajib memberikan "upeti" kepada GAM.

Penangkapan Panglima GAM

Kala itu seusai darurat militer berlaku, ada sekitar 40 batalyon lebih prajurit TNI yang mengepung Aceh. Posisi GAM semakin terdesak, sementara amunisi dan logistik mereka menipis. 

Berbekal informasi intelijen dari Badri soal persembunyian petinggi GAM, turun perintah operasi penyergapan tiga tokoh utama GAM Muzakir Manaf, Sofyan Dawood, dan Said Adnan, usai Hari Raya Idulfitri tahun 2004.  

Sementara Badri sudah menyelesaikan misinya dan kembali ke Jakarta sehari sebelum operasi penyergapan. Ia juga berpamitan kepada petinggi GAM itu.  

Kopassus (Anadolu Agency)

"Semua tokoh kunci yang menjadi sasaran berada di Cot Girek. Hingga saya pamit meninggalkan mereka pukul 15.00 WIB. Saya pun sempat memberi informasi terakhir kepada induk pasukan soal hari dan jam serangan ditetapkan," ujar Badri dalam Kopassus untuk Indonesia. 

Saat markas GAM di Cot Girek diserbu Kopassus, Muzakir Manaf dan Sofyan Dawood berhasil lolos dan menyingkir ke Nisam, Aceh Utara, malam sebelumnya. Sementara Said Adnan dan ajudannya seorang derersi TNI meninggal dunia dengan luka tembak di dada dan perut. 

Saat Desember 2004, bencana Tsunami terjadi, dan sementara GAM menyurut seiring masuknya bantuan kemanusiaan ke Serambi Mekah.

Perjanjian damai Helsinki antara Pemerintah RI dan GAM pun disepakati 15 Agustus 2005.

Nah gimana nih menurut kalian kisahnya Sersan Badri? 



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"