Akui Jalankan Pekerjaan Tuhan, Algojo di Arab Saudi Penggal Hingga 10 Kepala Orang Setiap Harinya!

Akui Jalankan Pekerjaan Tuhan, Algojo di Arab Saudi Penggal Hingga 10 Kepala Orang Setiap Harinya!
Algojo di Arab Saudi Penggal Hingga 10 Kepala Orang Setiap Harinya! (The Sun)

"Tergantung apa yang mereka minta saya gunakan. Terkadang mereka meminta saya menggunakan pedang dan terkadang pistol. Tapi paling sering saya menggunakan pedang," ucapnya.

Ternyata juga tidak semua pekerjaan algojo untuk membunuh. Terkadang pula, rupanya hanya bertugas untuk memotong bagian tubuh tahanan.

"Saya menggunakan pisau tajam khusus, bukan pedang. Saat saya memotong tangan, saya memotongnya dari persendian," jelas Al-Beshi.

"Kalau kaki, pihak berwenang menentukan di mana harus dipotong, dan saya mengikutinya," ceritanya lagi.

Al-Beshi juga mengisahkan tentang sebilah pedang yang diterimanya dari Kerajaan Arab Saudi untuk menjalankan tugas sebagai algojo. Pedang tersebut saat itu berharga sekitar 20.000 riyal Saudi atau 3.300 Poundsterling.  Jika dirupiahkan, kini mencapai Rp64 juta.

"Ini hadiah dari pemerintah. Saya merawatnya dan menajamkannya sesekali, dan saya pastikan untuk membersihkannya dari noda darah," ucap Al-Beshi.

"Ini sangat tajam. Orang-orang kagum betapa cepatnya bisa memisahkan kepala dari tubuh," katanya lagi menambahkan.

Kini, Al-Beshi yang sudah berusia 61 tahun itu, sudah menurunkan kariernya pada anaknya.

Sebagai algojo berpengalaman, dia juga mendapatkan kepercayaan untuk melatih kaum muda. Salah seorang putranya termasuk yang sempat dilatihnya.

"Saya berhasil melatih putra saya Musaed (saat itu berusia 22 tahun) sebagai algojo dan dia disetujui dan dipilih," katanya dengan bangga.

Berdasarkan penuturan Al-Beshi, pelatihannya berupa cara memegang pedang dan di mana harus memukul. Namun, sebagian besar pelatihan adalah mengamati algojo di tempat eksekusi.

Lalu, bagaimana kehidupan sosialnya? Apakah orang-orang di sekitarnya menjadi takut padanya?

"Di negara ini kita punya masyarakat yang memahami hukum Tuhan. Tak ada yang takut pada saya," kata Al-Beshi.

"Saya punya banyak kerabat, dan banyak teman di masjid, dan saya menjalani kehidupan normal seperti orang lain. Tidak ada kekurangan untuk kehidupan sosial saya," ucapnya.

Al-Beshi sendiri menggambarkan dirinya sebagai pria yang sayang keluarga. Dia menikah saat masih menjadi algojo, dan istrinya tak keberatan dengan profesinya itu.

"Dia hanya meminta saya untuk berpikir hati-hati sebelum berkomitmen. Tapi saya rasa dia tidak takut pada saya," ceritanya lagi.

"Saya mengurus keluarga dengan kebaikan dan cinta. Mereka tidak takut ketika saya kembali dari eksekusi. Terkadang mereka membantu membersihkan pedang saya," katanya.

Sekarang, Al-Beshi yang merupakan ayah dari tujuh anak itu sudah menjadi seorang kakek.

"Putri saya memiliki seorang putra bernama Haza, dan dia adalah kebanggaan dan kegembiraan saya," ujar Al-Beshi menutup ceritanya.

Gimana menurutmu, Gengs?



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"