Keluarga Indonesia pasti udah nggak asing lagi sama produk susu kental manis (kita singkat jadi SKM aja ya). Biasanya sih dalam kemasan kaleng. Udah gitu serbaguna pula. Inovasi yang mantab jivva.
SKM biasanya dikemas dalam tabung kaleng. Biar higienis, ekonomis, dan aerodinamis. Manis banget. Enak deh, bisa buat apa aja. Diseduh bisa, es campur, jus buah, diolesin ke roti, roti bakar, pisang goreng, atau makanan manis lainnya.
Namun, SKM jadi ruwet setelah negara api menyerang. Muncul sejumlah perdebatan bahwa SKM bukanlah produk susu yang baik untuk dikonsumsi. Emang kenapa sih SKM sampe jadi polemik? Skuy, simak aja deh.
1. Katanya, Nggak Ada Nutrisinya
Komposisi SKM emang susu sapi sih. Tapi karena diberi embel-embel 'kental' dan 'manis' ya berarti ditambahin gula. Produksi SKM yang terstandar dan proses yang panjang membuat hasil akhir campuran dua bahan tadi mengurangi kadar nutrisi yang dikandung. Begitu dikonsumsi, kita cuma kebagian kadar lemak dan gula yang tinggi deh.
thespruceeats.com
2. Kandungan Gulanya Keterlaluan
Kandungan gula yang menjadi bahan campuran dalam SKM dianggap terlalu tinggi. Kandungannya bahkan disebut telah melebihi kadar yang dianjurkan. Setiap produk SKM mengandung lebih dari 60% gula. Padahal yang dianjurkan adalah 43% saja.
lovingitvegan.com
3. Sebenernya Bukan untuk Diseduh
Cara mengkonsumsi SKM yang tepat adalah dengan tidak menyeduhnya. Tidak diseduh dengan air panas atau air dingin. Atau diseduh lagi pake susu cair siap minum. Jangan! Sebaliknya, SKM lebih cocok digunakan sebagai bahan pelengkap aja. Campurin ke eskrim, roti, jus, salad buah, pisang goreng, dan seterusnya.
asian-fusion.com
4. Bukan untuk Anak Kecil
Dari jaman dulu, SKM hadir untuk menemani agenda sarapan di rumah. Di iklannya kan jelas tuh digambarin kayak begitu. Padahal, produk SKM bukanlah dibuat untuk dikonsumsi anak-anak. Apalagi buat mereka yang berusia balita atau bayi. SKM hanya boleh dikonsumsi oleh anak-anak usia 12 tahun ke atas.
momjunction.com
5. Bikin Ribet
SKM yang ternyata cuma boleh diminum oleh mereka yang sudah dewasa juga menimbulkan polemik tersendiri. Terutama pas lagi pengen bikin kopi. Biar pas kan pake SKM tuh, manis-manis gemay-gemay gitu.
Nah, polemik bakal muncul tatkala kalian nggak punya susu pas mau bikin kopi. Tiba-tiba ada kemasan SKM yang nganggur di pojokan dapur. Mau ngambil bukan punya kita, kalo nggak pake SKM nggak mantep kopinya. Ternyata itu punya mbak-mbak, kan bingung mau mintanya gimana.
"Mbak, bagi susunya dong..." atau, "Mbak, susunya nganggur tuh, dipake ya?"
majalah.ottencoffee.co.id