Menurutnya hal itu sudah ia lakukan, agar pemuda menjadi kader-kader yang turut mempersatukan bangsa. Soeharto pun mengaku bahwa pihaknya sudah menyebarkan para pemuda di tiap-tiap provinsi.
Ia menjelaskan artinya setiap pemuda yang tersebar itu memiliki mata dan telinga untuk mengetahui seluruh wilayah Indonesia.
Lantas menurutnya, bila para pemuda itu berkumpul kemudian berdiskusi dan bertukar pengalaman, setiap pemuda mewakili suara dan aspirasi rakyat setelah ia melihat pengalaman di daerahnya masing-masing.
Kebudayaan maupun kekuatan yang ada di masing-masing provinsi untuk dianalisa. Kemudian dari situlah akan ditemukan hasil dan cara terbaik.
"Yang penting yang pertama, karena akan timbul jiwa kepahlawanannya jika mencintai tanah airnya," ujar Soerhato.
"Jika sudah mencintai tanah airnya, tidak akan melepaskan tanggung jawabnya sebagai pemuda untuk dapat mengabdikan dirinya kepada bangsa dan negara dalam keadaan membangun, apalagi dalam keadaan bahaya," lanjutnya.
Setelah itu, Soeharto menjelaskan prediksi bahwa para pemuda bangsa itu pun harus menghadapi liberalisasi atau perdagangan dunia.
Lebih lanjut, Soeharto menyebutkan bahwa negara Indonesia harus belajar dari negara maju lainnya. Selama ini bangsa Indonesia hanya bisa memproduksi dan menjual bahan pangan sedangkan negara maju sudah bisa mengemasnya dengan baik sehingga menambah nilai produksi yang jumlahnya tidak sedikit.
Syarat untuk menuju negara maju adalah tidak boleh malas serta memperbaiki sistem pendidikan demi pembangunan jangka panjang. Sebab, pendidikan menjadi kunci membentuk kualitas manusia atau SDM.
Memperbaiki sistem pendidikan bisa dilakukan dengan menerapkan nilai kepahlawanan melalui mata pelajaran sejarah. Dengan mengetahui sejarah pahlawannya, maka pemuda Indonesia akan merasa bangga sebagai keturunan bangsa yang punya daya juang besar sejak nenek moyang.
Ketika generasi muda sudah punya pemikiran mandiri, maka mereka akan punya inisiatif untuk membangun lapangan kerja. Tak sekadar mengandalkan pemberian negara.
Jika dilihat di akhir tahu 2021 ini, sebagian besar harapan Bapak Soeharto memang sudah banyak yang berjalan meski belum semuanya. Banyak pemuda yang telah punya sikap mandiri dengan membangun usaha dan membuka lapangan pekerjaan.
Namun tak jarang pula masih banyak pemuda yang menganggur meski telah memperoleh pendidikan tinggi. Hal tersebut tentunya tidak lepas karena belum semua dari kita punya tekad dan daya juang yang tinggi.
Lantas mau kapan untuk membuat Indonesia menjadi negara maju kalau tidak semua pemudanya punya kesadaran. Semoga dengan mendengar atau membaca pidato Mantan Presiden RI, Soeharto, mata, hati, dan telinga kita para pemuda menjadi semakin terbuka.
Mulai dari siapa? Ya, mulai dari kamu. Iya, kamu!