# Kilatan Cahaya yang Terekam Lama
Potongan gambar di video yang viral soal meteor jatuh di Jogja (tribunnews.com)
Marufin menuturkan jika cahaya yang terekam lebih dari 5 detik sehingga bukan termasuk meteor. Meteor jatuh umumnya 3x lebih cepat.
"Cahaya ini terekam lebih dari 5 detik (bahkan dari video lain lebih dari 10 detik). Ini menandakan kecepatannya lambat atau kurang dari 10 km/detik," jelasnya.
Kecepatan ini umumnya adalah kecepatan satelit buatan.
"Sebaliknya, meteor umumnya 3 kali lebih cepat sehingga hanya terekam kurang dari 5 detik," ujar Marufin lagi.
# Fragmentasi Ekor Kilatan Cahaya
Foto lain yang diduga meteor jatuh di Jogja (solopos.com)
Selain itu, tampak ekor cahaya yang terpecah-pecah yang merupakan bagian dari proses fragmentasi atau pemecahbelahan objek saat menembus atmosfer.
Itu yang membuat Marufin menyimpulan cahaya tersebut adalah bukan meteor.
"Meteor khususnya meteor-terang (fireball) atau meteor-sangat terang (bolide), juga mengalami fragmentasi.
Tapi saat itu terjadi, ia akan tampak sangat terang menyamai terangnya bulan purnama untuk sesaat," kata Marufin.
"Namun, hal itu tidak terdeteksi pada fenomena kilatan cahaya tersebut," tegasnya. Marufin juga menambahkan, saat ini dia masih mencari sampah antariksa mana yang cocok dengan fenomena tersebut.