"Ada dua atau tiga kesempatan ketika pertanyaan saya membangkitkan sisi buruknya," ujar Nixon.
Ketika dia sedang diinterogasi, Hussein duduk di kursi lipat yang terbuat dari logam di sebuah ruangan yang kecil dan gelap.
Hanya ada Nixon, seorang juru tes poligraf, dan seorang penerjemah di ruangan itu.
Bagaimanapun, Nixon mengatakan, sang mantan pemimpin Irak itu adalah seorang yang narsis.
"Dia menyukai interaksi yang dia dapatkan dengan berbicara kepada saya," kata Nixon lagi.
Seusai sesi interogasi pertama, manakala Nixon berupaya menjalin keakraban dengan Saddam agar yang bersangkutan mau bekerja sama, Saddam mengatakan dia menikmati percakapan tersebut.
"Dia telah bersembunyi selama berbulan-bulan dan tidak banyak bercakap-cakap," kata Nixon.
Keadaan awal itu merupakan hal yang positif, tetapi keesokan harinya Saddam "menjadi lebih curiga".
"Dia adalah salah satu orang yang paling banyak menaruh curiga yang saya pernah temui. Setiap pertanyaan yang saya ajukan, dia balas bertanya."
Nixon mengaku CIA tidak punya banyak hal untuk ditawarkan kepada Saddam agar dia berbicara.
"Kami harus mengingatkan bahwa ucapan dan pandangan-pandangannya akan dicatat sejarah dan didengarkan oleh penguasa-penguasa tertingi di dunia," kata Nixon.
Ada beberapa topik yang diharuskan oleh CIA untuk ditanyai ke Saddam, tetapi selain topik-topik tersebut, Nixon boleh menanyakan apa saja.
"Saya tahu saya harus berupaya mendapat jawaban. Selama bekerja untuk dinas (CIA), Anda diajarkan bagaimana menarik keterangan dari narasumber dan membuat mereka menjadi aset yang berpotensi," kata Nixon.
Nixon pun menambahkan, "Namun, Anda harus sangat berhati-hati karena Anda tidak ingin muncul risiko kegagalan menarik informasi penting dengan menyentuh topik tertentu menggunakan cara yang salah."
Topik paling penting yang harus diketahui dari Saddam adalah keberadaan senjata pembunuh massal (WMD).
AS dan Inggris telah memakai tuduhan Irak memiliki WMD sebagai alasan utama untuk melancarkan perang. "Hanya itu yang ingin diketahui Gedung Putih," kata Nixon.
Namun, dari percakapannya dengan Saddam, Nixon mencapai kesimpulan bahwa mantan pemimpin Irak itu telah menghentikan program nuklir negara tersebut beberapa tahun sebelumnya dan tidak berniat memulainya kembali.
Pandangan itu yang membuat Nixon dan kolega-kolegannya dianggap sebagai "kegagalan".
Nixon tidak diundang untuk menjelaskan Presiden George W Bush sampai lima tahun kemudian, pada 2008, menyusul temuan berbeda mengenai Saddam dari Biro Investigasi Federal (FBI).
Nixon jelas mencerca Presiden Bush. Bahkan, menurut dia, sebagai orang yang pernah menjabat tangan Bush dan Saddam, dia memilih menghabiskan waktu dengan mendiang Saddam.
Kata Nixon, Presiden Bush "terisolasi dari kenyataan" bersama para penasihat yang "mengelilinginya dan mengangguk tanda sepakat".
"Saya dulu berpikir bahwa apa yang kami katakan di CIA berguna dan presiden akan mendengar. Namun, tidak penting apa yang kami katakan, politik melampaui intelijen."
Nixon mengaku "malu" atas apa yang terjadi di Irak sejak penggulingan Saddam.
Berdasarkan pengakuan Nixon di atas, semakin menguatkan bahwa politik bisa merubah segalanya ya. Termasuk yang sedang terjadi di negara kita ini. Ih, serem.