Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang sering terjadi gempa bumi. Hal itu didasari karena posisi Indonesia yang terletak di antara lempeng Australia, Eurasia, dan Pasifik. Indonesia juga masuk dalam wilayah cincin api pasifik yang bagian dari kumpulan gunung berapi. Makanya gempa di Indonesia terjadi karena akibat vulkanik dan tektonik. Makanya orang berusaha untuk membangun rumah anti gempa.
Gempa terjadi karena pergerakan lempeng bumi. Lempeng bumi yang terus bergerak menyebabkan tekanan yang menyebabkan gempa. Besar kecilnya gempa berasal dari tekanan pergerakan lempeng bumi.
Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah mewanti-wanti kepada masyarakat memiliki rumah yang bebas dari gempa. Ternyata memiliki rumah yang terbebas dari gempa bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor mulai dari bahan bangunan, struktur utama, hubungan antar elemen, dan proses pengecoran beton. Melansir dari Kompas.com berikut penjelasan lengkapnya.
Bahan Bangunan
Untuk membangun rumah anti gempa, bahan bangunan yang digunakan harus memiliki kualitas yang baik dan pengerjaannya dilakukan dengan benar. Bahan bangunan utama dalam membuat rumah antara lain beton, mortar, batu pondasi, batu, bata, dan kayu. Untuk campuran beton yakni dengan perbandingan semen sekitar: 2 pasir, 3 kerikil, dan 0,5 air.
Untuk pasir dalam pembangunan rumah yang kokoh harus pasir yang tidak mengandung lumpur karena bisa menyebabkan gangguan ikatan pada semen. Batu pondasi diusahakan menggunakan batu kali atau batu gunung yang jelas lebih kuat.
Struktur Utama
Dalam sebuah rumah struktur utama bangunan terdiri dari pondasi, balik pengikat, kolom, balok kering, struktur atap, dan dinding. Proses konstruksi struktur utama harus memperhatikan ketepatan dimensi melalui metode yang benar.
Pengecoran Beton
Dalam pengecoran beton baik pada kolom maupun balok harus memperhatikan hal-hal, seperti pastikan cetakan benar-benar rapat dan kokoh. Pada pengecoran kolom dilakukan secara bertahap setiap 1 meter. Pada saat pengecoran harus dipastikan adukan di dalam cetakan padat dan tidak merongga untuk menghindari bagian yang keropos. Sebaiknya pelepasan cetakan minimal 3 hari setelah pengecoran.
Tips Bangun Rumah Anti Gempa (Lombok Post)
Hubungan Antar Elemen
Satu lagi tips dalam membangun rumah anti gempa yakni hubungan antar elemen. Salah satunya hubungan antara kolom dengan dinding. Antara kolom dan dinding dihubungan dengan pemberian angkur setiap 6 lapis bata. Penggunaan angkur dengan diameter berukuran 10 mm dan panjang minimal 40 cm. Hubungan antara kolom dengan balok keliling/ring juga harus diperhatikan karena tulangan kolom diteruskan dan dibengkokkan ke dalam balik keliling dan ring dengan panjang lewatan paling pendek 40 kali diameter tulangan atau 40 cm.
Dilansir dari JPNN, Dahlan Iskan mengutip dari ahli teknik sipil Profesor Suprobo, mengatakan soal tips membangun rumah anti gempa jika rumah itu dibangun dengan batu bata. “Tidak ada jalan lain. Tiap tiga meter harus diberi slop yang terbuat dari beton. Lalu antar-slop itu dihubungkan dengan slop pula. Kalau itu sudah dipenuhi masih harus dilihat disiplin penerapannya. Yang biasa 'dicuri' kontraktor, mandor, atau tukang adalah tulangannya,” ujar Dahlan.
Tips Bangun Rumah Anti Gempa (Bisnis.com)