Cerita Hantu Berseri: Padusan Pituh Part 10 (Kuncen)

Kali ini ada cerita hantu berseri yang bakalan bikin kamu ketakutan gengs. Ini cerita dari simpleman loh.

Hai penggemar horor, apakah kalian pengen baca-baca ceritanya hantu dari pengarang kisah horor legendaris KKN Desa Penari yang ngeri banget itu.

Kali ini di cerita hantu berserinya ada yang berjudul "Padusan Pituh" seperti apa kengeriannya? Yuk kita baca bareng-bareng gengs.

  • Cerita Hantu Berseri: Padusan Pituh Part 9

Meski ragu, Mira berjalan mendekati, di depan gapura desa Mira bisa melihat pohon besar, salah satu dari mereka mendekati Mira, bertanya kedatangannya kesini, Mira menurunkan tasnya bersiap mengambil buku itu, namun, ia ingat.

 

Bila ia menunjukkan buku itu, Mira takut mereka akan bereaksi sesuatu yg tidak di inginkan, lantas Mira mengatakannya bahwa ia adalah jurnalis yg datang untuk meliput desa ini.

Pandangan orang-orang itu tampak tidak senang, tak ada satupun yg tersenyum, namun Mira melihat sesuatu 

di salah satu rumah, Mira menatap banyak sekali anak-anak kecil perempuan, mereka berlarian di depan sebuah rumah, tak beberapa lama, anak-anak perempuan itu menatap Mira sebelum tersenyum kepadanya.

Mira merinding melihatnya, karena setelahnya, seseorang mendekatinya. Berbicara dengan si lelaki yg mendatangi Mira, "Pak, sampon sedo" (pak, dia sudah meninggal).

Meski orang itu masih tidak senang dengan kehadiran Mira, namun akhirnya mereka membiarkan Mira begitu saja, anak-anak perempuan itu lenyap sesaat kemudian. 

Mira baru mengetahui setelah ia mencuri dengar, bahwa kedatangan orang-orang ini adalah menjenguk salah satu dari mereka yg tengah sakit, dan sekarang orang itu sudah meninggal, mereka berkerumun di rumah duka, Mira masih mengawasi dari jauh, bertanya-tanya kenapa tak seorangpun.

 

Bersahabat dengan kedatangannya, Mira semakin tidak mengerti bagaimana ia mencari semua ini, bila tak ada satupun yg mau membuka mulut, Mira berdiri masih menatap rumah duka, ia melihat orang-orang itu yg menggendong mayit sebelum meletakkanya di ruang tengah, orang-orang mengelilinginya.

Mira masih menatap si mayit, dengan kain kafan putih ia berbaring di atas tikar, sesuatu tiba-tiba berbisik di telinga Mira, berbisik lirih sebelum terdengar jelas, sesuatu seperti, "Tangi" (Bangun).

Tiba-tiba, entah bagaimana semua ini terjadi, Mira- 

dan semua orang yg ada di sana menyaksikannya secara langsung, mayit yang sudah di kafani tiba-tiba terbangun, ia duduk menatap Mira dari dalam rumah.

"Brangos!!" batin Mira, jantungnya seperti berhenti saat melihatnya. Orang yg ada di dalam rumah seketika menutup pintu, sedangkan orang-orang yg ada di luar rumah berkerumun mencari tahu apa yg terjadi, dari semua pemandangan itu, Mira yg paling penasaran, fenomena apalagi yg ia lihat ini. 

"ada apa ini pak?" tanya Mira,

"Berangos mbak, mayit sing urip maneh mergo onok pakane Rinjani nang kene!!" (mayat yg hidup lagi karena mencium makanan Rinjani).

"Opo?"

Ilustrasi (Styledak)

Si bapak geleng kepala, malas menjelaskan, mereka masih berkerumun mencari tahu, Mira semakin merinding 

"Wes suwe loh gak kedaden ngene lah kok isok" (sudah lama loh gak kejadian begini, kok bisa muncul lagi) kata seorang lelaki pada temannya, Mira hanya mendengarkan, sesekali ia ingin melihat, namun rumah duka tertutup rapat.

Tak beberapa lama, seorang anak kecil laki-laki berjalan mendekat, ia mengenakan pakaian serba putih sebelum ia masuk, anak lelaki itu berhenti menoleh melihat Mira.

Mira tertegun menatap anak itu, karena saat ia mendekat semua orang menunduk kepadanya. anak itu melangkah masuk ke dalam rumah duka, Mira mendekati orang di sampingnya bertanya perihal siapa anak itu.

"Anda tidak tahu beliau siapa?"

Mira menggelengkan kepala, "beliau adalah Kuncen mbak."

"Kuncen" ucap Mira.

"Kuncen di desa ini" pintu terbuka, seseorang melangkah mendekati Mira sebelum memintanya untuk ikut masuk, awalnya Mira ragu namun ia akhirnya mengikuti, yg pertama Mira lihat saat melangkah masuk ke dalam rumah itu adalah mayit di depannya berdiri dengan kapas masih di hidung, matanya menatap Mira.

Ilustrasi (lifestyle.okezone.com)

Anak lelaki itu tengah duduk, matanya mengawasi Mira, "wes suwe ket kapan kae, pakane Rinjani mampir nang deso iki" (sudah lama sejak makanan Rinjani terakhir mampir ke desa ini).

Mira menatap anak lelaki itu, ia tahu dia sedang berbicara dengannya, "ngapunten, asmone kulo, Ara" (maaf sebelumnya, kenalkan nama saya, Ara).

"Saya Mira" ucap Mira sembari masih mengawasi mayit yg terus berdiri di sampingnya, tak sedikitpun Mira takut, justru ia begitu tertarik.

"Bagaimana bisa seperti ini?" tanya Mira, 

Ara menunduk sebelum mengatakan kepadanya, "itu karena kamu menginjak kaki di tanah ini, tanah milik Rinjani".

Mira terdiam, banyak pertanyaan di dalam kepalanya, namun tampaknya anak lelaki itu sedang tidak ingin bicara banyak, yg terjadi selanjutnya, si mayit di ikat, sebelum di masukkan paksa ke dalam keranda.

Penasaran dengan cerita hantu berseri dari simple man yang selanjutnya gengs? Tunggu ya Episode selanjutnya: Part 11

Ilustrasi (merdeka.com)