Derita Pengungsi Rohingya, Berikut Sederet Fakta Uniknya

Pengungsi Rohingya banyak yang datang ke Indonesia untuk mendapatkan bantuan.

Pengungsi Rohingya asal Myanmar semakin membanjiri wilayah Aceh. Mereka naik kapal dari negara mereka dalam perjalanan yang cukup lama. Awal mula pengungsi Rohingya masuk Indonesia pada tahun 2015 lalu, saat itu kasus perdagangan manusia mencuat setelah kuburan massal ditemukan. Pengungsi pun lari ke beberapa negara seperti Thailand dan Malaysia.

Namun karena banyak patroli perbatasan di negara-negara itu sangat ketat dan tidak sembarangan masuk, akhirnya pengungsi Rohingya sampai ke Indonesia setelah terkatung-katung tanpa kejelasan. Lalu apa saja fakta unik pengungsi Rohingya yang datang dalam kondisi memilukan?

Terpaksa Meninggalkan Myanmar

Memang menjadi etnis Rohingya di Myanmar tidak mengenakan. Mereka tidak mendapat layanan kesehatan, pendidikan, bahkan akses kewarganegaraan. Menjadi kaum yang terbuang membuat mereka terpaksa meninggalkan Myanmar walaupun para pengungsi sebenarnya masih ingin bertahan di negaranya.

Mayoritas pengungsi mengatakan bahwa suatu hari mereka bisa ingin kembali ke kampung halaman jika kondisinya memungkinkan Pelanggaran HAM dan kekerasan dialami etnis Rohingya membuat para pengungsi mulai bergerak. Awalnya mereka lari ke Bangladesh namun karena sudah banyak yang mengungsi ke sana, mereka memilih negara lain di Asia Tenggara, dari Thailand, Malaysia, sampai Indonesia.

Kendaraan untuk Mengungsi

Para pengungsi Rohingya saat menuju tempat perlindungan menggunakan kapal atau perahu yang sebenarnya tidak layak untuk berlayar. Bahkan dalam satu perahu itu digunakan banyak orang yang bisa melebihi kapasitas. Mereka juga tidak membawa perlengkapan seperti air bersih, sanitasi, dan makanan.

Ternyata dalam perjalanan menuju negara-negara tujuan, para pengungsi masih saja mengalami kekerasan fisik dan seksual di atas kapal. Sebab mayoritas pengungsi Rohingya yang melarikan diri adalah kaum wanita dan anak-anak.

Punya Mental Kuat

Disia-siakan oleh negaranya sendiri membuat para pengungsi Rohingya punya mental yang kuat. Bahkan ketika berhasil mengungsi di negara-negara lain mereka sebenarnya ingin bekerja dan mendapatkan kesempatan untuk berkontribusi kepada daerah yang sudah menerima dan membantu.

Pengungsi Rohingya (Serambi Indonesia)

Banyak Makan

Selama berada di Indonesia pengungsi Rohingya membutuhkan makanan. Namun makanan yang mereka butuhkan dalam porsi yang besar. Kabarnya ketika sudah diberikan satu bungkus makanan berisi nasi dan lauk, banyak pengungsi yang meminta tambah porsinya karena dianggap tidak cukup.

Pengungsi Rohingya (Detikcom)