"The Scream", Lukisan Seniman Norwegia yang Terinspirasi Letusan Krakatau 1883

Kalian tau lukisan berjudul 'The Scream'? Itu salah satu lukisan terkenal di dunia yang terinspirasi letusan Gunung Krakatau tahun 1883 silam.

Sabtu malam kemarin, Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda dikabarkan meletus kembali. Letusan gunung itu menimbulkan gelombang tsunami yang menerjang setidaknya empat kabupaten di Banten dan Lampung.

Tinggi gelombang yang menerjang daratan di sekitar titik letusan mencapai 0.9 meter. Ketinggiannya pun berangsur menurun seiring waktu. 

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), korban jiwa akibat tsunami Selat Sunda mencapai 430 orang. Jumlah itu pun masih akan terus bertambah.

Gunung Anak Krakatau sendiri merupakan gunung berapi yang muncul akibat letusan mahadahsyat induknya, Krakatau. Krakatau tercatat meletus pada 27 Agustus 1883 silam.

Kerusakan material akibat terjangan tsunami Selat Sunda (Twitter @BBCIndonesia)

Letusan pada ratusan tahun silam itu menewaskan sedikitnya 36.000 jiwa. Saking dahsyatnya, letusan Krakatau terdengar hingga Alice Springs, Australia dan Pulau Rodriguez dekat Afrika. Masing-masing berjarak lebih dari empat ribu kilometer.

Para ilmuwan memprediksi bahwa daya ledak Krakatau bisa mencapaii 30.000 kali daya ledak bom atom yang meratakan Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, pada Perang Dunia II silam.

Ilustrasi letusan Gunung Krakatau ratusan tahun silam (dailymail.co.uk)

Kengerian yang timbul akibat letusan mahadahsyat itu pun terdengar hingga penjuru dunia. Salah satu orang yang "mencatat" kengerian itu adalah seniman asal Norwegia, Edvard Munch (1863-1944).

Di Norwegia, Munch "mencatat" peristiwa itu di atas kanvasnya. Dia memberi judul karya lukisnya itu "The Scream" yang selesai pada tahun 1893.

Anak Gunung Krakatau (dailymail.co.uk)

Hingga kini, lukisan tersebut dikenal sebagai salah satu mahakarya paling kesohor di dunia. Lukisan itu bernilai fantastis dan dinilai pula sebagai pionir seni modern aliran ekspresionisme.

The Scream, sebagaimana dilansir Merdeka.com, menggambarkan sesosok manusia dengan ekspresi wajah yang ketakutan. Sosok dalam lukisan itu tampak menutup kedua telinganya dan memperlihatkan ketakutan luar biasa. 

Latar dalam lukisan itu memperlihatkan pula langit yang berwarna jingga dan air laut berwarna kelabu.

Lukisan 'The Scream', karya Edvard Munch (thebookofman.com)

Sejumlah ahli mengatakan bahwa Munch ingin menggambarkan lukisan itu sebagai ekspresi dari gangguan mental dan ketakutan akibat kecemasan. Dalam buku hariannya, Munch tampak menuliskan dengan rinci kejadian hingga dia membuat lukisan itu dengan komposisi demikian.

"Saya sedang berjalan dengan dua teman--matahari kala itu hendak terbenam--tiba-tiba langit berubah menjadi merah darah--saya tertegun, merasa lelah, dan bersandar di pagar pembatas. Ada warna darah dan lidah api di atas bukit berwarna biru adn hitam di antara laut dan kota--teman saya berlalu dan saya berdiri di sana, gemetar diliputi kecemasan--dan saya merasakan jeritan alam tak bertepi," tulis Munch dalam buku hariannya.

Edvard Munch (widewalls.ch)

Aliran ekspresionisme dalam dunia seni memang dikenal karena umumnya menggambarkan lukisan dari apa yang pelaku seninya lihat dalam pikiran. Seniman aliran ekspresionis biasanya juga jarang tertarik dengan pemandangan nyata yang dilihat di sekelilingnya.

Sementara, Donald Olson, seorang profesor fisika dan astronomi Universitas Texas, berpendapat bahwa langit jingga di latar belakang lukisan itu terinspirasi dari langit tak lazim. Langit itu dilihat oleh Munch pada 1883 dan 1884.

Ilustrasi Gunung Krakatau di media asing tahun 1883 (magnoliabox.com)

Peristiwa terkait pada tahun yang sama kala itu tentu saja letusan Gunung Krakatau. Saat itu, menurut Olson, debu erupsinya sudah mencapai dataran Eropa sehingga langit menjadi terlihat seperti apa yang Munch saksikan sendiri di Norwegia.

Pada 2012 lalu, lukisan The Scream karya Munch ini terjual dengan harga 120 juta dollar AS, atau sekitar Rp1,1 triliun di Balai Lelang Sotheby, New York, Amerika Serikat. Oleh karena itu, lukisan The Scream menjadi salah satu lukisan paling mahal di dunia. 

Lukisan The Scream (wsj.com)

The Scream sendiri dibuat dalam empat versi oleh Munch. Tiga lainnya disimpan di museum di Norwegia. Dua di antaranya pernah dicuri, sementara versi keempat lukisan itu bernilai mahal karena bisa dimiliki perorangan.

Sementara oleh pengamat seni dunia, lukisan Munch disebut-sebut hanya kalah dari lukisan "Monalisa" karya Leonardo Da Vinci.

Lukisan "The Scream" di Balai Lelang Sotheby's (blogs.ubc.ca)