Penjualan “pembalut reject” secara online belakangan ini ramai menjadi perbincangan. Beberapa lapak di marketplace menjual produk pembalut wanita yang tidak lolos uji kualitas dengan harga murah meriah. Fenomena ini menuai keprihatian banyak pihak. Selain keamanan produk yang masih dipertanyakan, penjualan produk ini juga menjadi tanda adanya period poverty di masyarakat kita.
Period poverty sendiri adalah situasi ketika seseorang tidak mampu membeli produk-produk perawatan menstruasi yang diperlukan, seperti pembalut atau tampon, akibat berbagai macam alasan. Sebenarnya fenomena apa itu? Kenapa kita harus prihatin dan ikut turun tangan? Berikut ulasan lengkapnya:
Apa Itu Period Poverty?
Sebagaimana dijelaskan di atas, period poverty merujuk pada ketidakmampuan seseorang untuk memperoleh atau membeli produk-produk perawatan menstruasi yang mereka butuhkan. Ini bisa terjadi ketika seseorang tidak memiliki akses untuk membeli atau karena mereka tidak memiliki dana cukup untuk membelinya.
Pembalut Reject dan Fenomena Period Poverty (via Bright Hope)
Kapan Seseorang Dianggap Mengalami Period Poverty
Tanda-tanda period poverty bisa bervariasi tergantung pada individu dan lingkungan mereka. Namun secara umum gejalanya adalah sebagai berikut:
Penggunaan produk perawatan menstruasi yang tidak layak, seperti kain lama atau bahan yang tidak aman, termasuk pembalut reject yang kini beredar.
Memilih absen dari sekolah atau tempat kerja karena tidak memiliki produk perawatan menstruasi memadai, dan khawatir hal ini akan mengganggu aktivitas.
Diliputi perasaan khawatir tentang kebocoran atau ketidaknyamanan selama menstruasi.
Beberapa orang mungkin memilih mengurangi asupan makanan untuk mengurangi aliran menstruasi.
Orang yang mengalami period poverty mungkin merasa malu karena situasinya, namun enggan meminta bantuan.
Kondisi-kondisi di atas merupakan tanda bahwa kamu atau orang dekatmu sedang membutuhkan bantuan. Tak hanya dalam kehidupan sehari-hari, hal tersebut juga mungkin terjadi saat seseorang berada di wilayah terpencil atau mengalami bencana alam sehingga kehilangan harta benda.
Pembalut Reject dan Fenomena Period Poverty (via Alomedika)
Apa Penyebabnya?
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, ada beberapa beberapa penyebab utama period poverty, termasuk:
· Keterbatasan finansial:
· Rasa malu
· Harga produk yang terlalu tinggi
· Berada di lokasi terpencil atau jauh dari rumah penduduk
· Mengalami musibah/bencana alam sehingga harus tinggal di penampungan sementara yang fasilitasnya terbatas.
· Kelangkaan produk.
Pembalut Reject dan Fenomena Period Poverty (via NU Online Jatim)
Kenapa Hal Ini Harus Diatasi?
Period poverty adalah masalah yang serius karena melibatkan hak dasar.Tidak memiliki akses yang memadai ke produk perawatan menstruasi dapat memiliki dampak serius, termasuk dampak kesehatan fisik dan mental, serta mengganggu kenyamanan beraktivitas sehari-hari. Untuk mengatasinya, ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan:
· Kampanye Kesadaran: Kampanye untuk mengurangi stigma seputar menstruasi dan meningkatkan kesadaran tentang masalah period poverty dapat membantu.
· Donasi: Banyak organisasi menerima donasi produk perawatan menstruasi atau dana untuk membantu mereka yang membutuhkan.
· Kebijakan Publik: Mendorong pemerintah untuk mengimplementasikan kebijakan yang membuat produk perawatan menstruasi lebih terjangkau atau bahkan gratis adalah langkah penting.
· Pendidikan: Memberikan pendidikan tentang menstruasi dan perawatannya kepada mereka yang membutuhkan dapat membantu mengatasi stigma.
Selain itu, setiap individu hendaknya memiliki kesadaran untuk membantu sesama, bahkan dengan cara paling sederhana. Saat melakukan penggalangan dana, hendaknya penyediaan produk ini mendapat perhatian lebih sehingga banyak perempuan yang merasa terbantu.
Demikian beberapa hal yang perlu dipahami tentang period poverty. Kondisi ini adalah masalah serius yang mempengaruhi banyak orang di seluruh dunia. Karenanya, dengan perubahan sosial, dukungan masyarakat, dan tindakan pemerintah, kita dapat bergerak menuju dunia di mana setiap orang memiliki akses yang setara dan terhormat terhadap produk perawatan menstruasi[2] yang mereka butuhkan.
Pembalut Reject dan Fenomena Period Poverty (via The Economist)