Beragam masalah sosial kini sedang menjangkiti masyarakat. Salah satu yang bikin miris adalah kasus pembunuhan yang dilakukan oleh orangtua kepada anak kandungnya sendiri (filicide). Paling banyak, hal ini dilakukan oleh ibu yang baru melahirkan, namun tak menginginkan kehadiran sang bayi.
Filicide sendiri sebenarnya bukan melulu masalah pembunuhan. Tindakan mempermalukan atau menelantarkan anak juga bisa masuk dalam kategori ini. Masyarakat umumnya menganggap pelakunya sakit jiwa karena tindakan ini bisa dibilang di luar nalar. Lalu sebenarnya apa yang menyebabkan orangtua tega menghabisi nyawa anaknya sendiri? Simak ulasan berikut ini.
Faktor Pemicu Filicide
Mengutip dari Child Murder by Parents: A Psychiatric Review of Filicide (1969) oleh Phillip Resnick, setidaknya terdapat lima faktor yang menyebabkan seseorang mengidap penyakit Filicide.
Filicide alteuistik yaitu membunuh anak dengan alasan kepentingan terbaik untuk anak.
Filicide psikotik akut yaitu membunuh anak tanpa motif rasional.
Menurut Lia Laios, psikiater perinatal asal Melbourne, Australia, tipe ini melatarbelakangi para ibu untuk melakukan pembunuhan. Pasalnya, setelah melahirkan mereka memiliki beban emosional dan mental yang tidak stabil, hingga membentuk penyakit mental. Misalnya akibat perubahan hormon, bentuk tubuh,muncul kecemasan, postpartum depression, dan postpartum obsessive-compulsive disorder (OCD).
Pembunuhan anak yang tidak diinginkan. Yaitu membunuh anak dikarenakan sang anak adalah penghalang. Atau orang tua yang menginginkan manfaat karena kematian anaknya.
Filicide yang tidak disengaja. Pembunuhan pada faktor ini terjadi karena penyiksaan anak yang dilakukan oleh orang tua. Penyiksaan pada anak dilakukan terus menerus hingga anak meninggal.
Filicide balas dendam yaitu pembunuhan kepada anak dikarenakan motif balas dendam akan pasangannya. Bisa karena pengkhianatan atau perselingkuhan.
Orangtua Membunuh Anak Kandung (via Psychology Dictionary)
Selain kelima faktor di atas, faktor pemicu lain yang mungkin ditemukan yaitu usia orangtua terbilang muda, kurangnya pendidikan, status perkawinan tunggal dan tidak adanya perawatan prenatal atau terlambat, sehingga membuat mental beberapa orangtua terganggu saat mereka mempunyai anak dan dengan sedikit sumber daya ekonomi dan sosial.
Orangtua Membunuh Anak Kandung (via Monash University)
Bagaimana Mencegahnya?
Menjalani peran sebagai ibu bukan perkara mudah. Karena sejak masa kehamilan, tidak ada kata “istirahat” secara fisik maupun mental bagi mereka, untuk bertanggung jawab seumur hidup atas kehidupan orang lain. Pun, kebutuhannya selalu dinomorduakan, karena hak dan kebahagiaan anak yang diprioritaskan. Karena itu, lingkungan diharapkan proaktif membantu untuk meringankan beban mental ibu.
Pasangan juga mempunyai peranan penting supaya seorang ibu tetap sehat dalam menjaga dan mengurus buah hatinya. Dan jangan lupa untuk meminta pertolongan yang diperlukan disaat yang tepat guna mencegah hal-hal yang tidak kita inginkan. Dengan memperhatikan kesehatan mental orangtua, maka faktor penyebab filicide akan dapat diminimalisir.
Orangtua Membunuh Anak Kandung (via Parent Circle)