Warga Sragen Ini Tangkap Buaya Berkalung Ban untuk Menolong, Tak Tega Katanya

Warga Sragen Ini Tangkap Buaya Berkalung Ban untuk Menolong, Tak Tega Katanya

Tili, pria berusia 35 tahun ini adalah sosok yang belum lama ini sempat viral. Hal itu lantaran ia berhasil menangkap buaya berkalung ban di Palu, Sulawesi Tengah. 

Orang biasanya berusaha menghindari buaya karena takut diserang. Namun, karena Tili kasihan, ia rela bertaruh nyawa untuk menyelamatkan sang buaya.

Perjuangan Tili menyelamatkan buaya tersebut tentu bukan perkara mudah. Selain berkorban fisik, Tili bahkan menghabiskan dana pribadi sejumlah 4 juta.

# Ditangkap di Jembatan Palu II, Jl I Gusti Ngurah Rai, Kelurahan Tatura Selatan, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu.

Berkat Tili, buaya berkalun ban tersebut akhirnya berhasil diselamatkan. Buaya itu ditangkap di sekitar jembatan Jembatan Palu II, Jl I Gusti Ngurah Rai, Kelurahan Tatura Selatan, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu.

Seketika setelah ditangkap, warga segera memadati bantaran sungai sekitar jembatan untuk melihat buaya berkalung ban yang sudah terikat.

Ban yang melilit buaya kemudian dilepas oleh warga.

# Menggunakan Dana Pribadi untuk Menangkap Buaya

Menurut informasi, Tili ternyata baru 4 bulan tinggal di Palu, Sulawesi Tengah. "Disini (Kota Palu, red) sekitar baru 4 bulan," ungkap Tili. Meskpun demikian, saat ini Tili sudah memilik E-KTP dengan alamat Kota Palu.

Buaya berkalung ban yang viral di media internasional (dunia.tempo.co)

Meskipun warga baru di Palu. Tili rela mengeluarkan uang sebesar 4 juta untuk membeli umpan seperti ayam, burung merpati, dan bebek untuk memancing buaya.

"Habis uang sekitar Rp 4 juta, kalau ayam sekitar 35 ekor sama merpati," ungkap Tili.

Di lapangan, Tili menggunakan tali sepanjang 300 meter untuk menangkap buaya berkalung ban.

Namun kini tersisa hanya 100 meter, disebabkan dicuri.

"Pokoknya kalau tali ada sekitar 300 meter dan tinggal 100 meter dicuri orang tapi saya ikhlaskan," tuturnya.

"Saya jeratnya pakai tali kapal karena tidak ada modal makanya saya sambung-sambung saja," tambah Tili.

Setiap sore, Tili melempar tali yang sudah diikat pada batang kayu besar yang ada di sekitar sungai untuk memudahkan menarik buaya saat umpan berhasil dimakan.

"Saya memang mau menangkapnya karena kasihan.

Buaya itu terlilit ban selama bertahun-tahun," ucapnya.

Saat buaya berhasil ditarik ke darat, Tili pun dengan sigap mengikat buaya itu.

"Sempat lepas dua kali dari umpan, nanti setelah magrib baru berhasil," katanya

Tili mengungkapkan dirinya terlebih dahulu menangkap anak dari buaya berkalung ban tersebut.

Para warga yang membantu Tili menangkap buaya berkalung ban (nusataratv.com)

Setelah berhasil ditangkap, Tili  menggunakan gergaji untuk memotong ban yang melilit di leher buaya. Tentu saja dengan bantuan warga lainnya.

Keren banget Pak Tili!!! Semoga kisah bapak bisa menginspirasi banyak orang yaa...

Warga menggergaji ban yang melilit leher buaya (palu.tribunnews.com)