17 Tahun Tsunami Aceh, Mengenang Lagi Kisah Kelam Bencana di Bumi Serambi Mekkah

Tsunami Aceh terjadi 17 tahun lalu. Meski sudah belasan tahun lalu terjadi namun banyak kenangan yang masih saja tersimpan.

Tanggal 26 Desember 2004 menjadi momen yang tak terlupakan bagi bangsa Indonesia. Saat itu terjadi bencana tsunami  yang terjadi di Aceh. Sebelum terjadi tsunami, lebih dulu bumi Serambi Mekkah diguncang gempa dengan kekuatan 9,1 – 9,3 skala richter.

Tak lama air laut di pesisir pantai Aceh mengering dan langsung mengirimkan sebuah air bah ke banyak daerah di Aceh hingga menelan korban jiwa mencapai 230.000 orang. Kala itu penduduk setempat banyak yang tidak siap menghadapi tsunami hingga terlambat menyelamatkan diri.

Tsunami Aceh tentu menjadi sorotan dunia. Sebab tak hanya Aceh dataran Aceh yang dilanda tsunami karena beberapa negara lain juga terkena imbas tsunami, seperti Thailand, Sri Lanka, India, hingga Maladewa. 

Tak terasa sudah 17 tahun tsunami tersebut terjadi. Banyak keluarga korban yang masih mengenang momen pahit tersebut. Salah satu cara yang dilakukan untuk menguatkan diri adalah dengan mendatangi makan korban tsunami Aceh.

Uniknya banyak makam-makam korban tsunami yang menjadi pemakaman massal. Sebab jenazah banyak yang sulit dikenali hingga akhirnya dimakamkan di pemakaman massal. Waktu itu pemakaman massal terdapat 11 lokasi di kawasan Aceh Besar dan Banda Aceh salah satunya.

Tsunami Aceh 2004 (Tribun)

Suriawati datang ke pemakaman massal pada (26/12) lalu. Ia berziarah ke pemakaman untuk mengobati rasa rindu pada keluarga yang pergi 17 tahun lalu. Ia tak tahu dimana keluarganya dimakamkan dan berharap jasadnya dimakamkan di pemakaman massal yang ia datangi setiap saat itu sembari berdoa setiap hari.

Bayangkan kejadian tsunami  Aceh 17 tahun lalu masih tersimpan dalam hatinya. Berusaha ia hilangkan namun sulit karena kejadian tersebut mungkin menjadi peristiwa yang tak mungkin ia lupakan dengan mudahnya. “Ada rasa yang tidak bisa saya jelaskan dengan kata-kata, bayangkan kehilangan sangat menyesakkan. Kami tidak tahu di  mana mereka dimakamkan, makanya kami datang ke lokasi pemakaman massal dan berdoa,” pungkasnya dilansir dari Kompas.com.

Tsunami Aceh 2004 (Liputan6.com)