Lembaga riset nonprofit Cilmate Central memberikan analisa bahwa pada 2050 mendatang ada 118 ribu hektar lahan di Indonesia yang bakal terendam oleh air laut. Jakarta memang masuk dalam radar kota di Indonesia yang akan terendam, mengingat karena berada di pinggir laut, tanah di Jakarta semakin turun.
Bila banyak daerah di Indonesia akan terendam berarti akan ada 8,6 juta warga yang akan terdampak dan alami kerugian yang ditaksir bisa mencapai Rp 1.576 triiliun. Climte Central mengeluarkan data berdasarkan jumlah populasi, ekonomi, dan kebijakan pemerintah daerah untuk mengukur skor rentang wilayah.
Selain Jakarta sebenarnya ada 6 kota lain yang memiliki kerentanan untuk terendam puluhan tahun mendatang. Kota-kota tersebut antara lain adalah Banjarmasin di Kalimantan Selatan, Tanjung Pinang di Kepulauan Riau, Gorontalo, Palembang, Padang, dan Pontianak di Kalimantan Barat.
Selain keenam kota itu bakan ada 9 kota yang masuk dalam level menengah dan 5 kota dalam kerentanan yang rendah. Beberapa analisa menyebut Banjarmasin lebih memiliki tingkat kewaspadaan dibandingkan Jakarta. Banjarmasin memiliki presentase genangan bisa mencapai 85,5 persen, artinya hampir seluruh wilayah kota bisa tergenang air.
Banjarmasin selama ini menjadi wilayah yang jarang diterjang banjir. Pada awal 2021 silam justru bencana banjir di Banjarmasin sangat besar hingga membuat banyak penduduk harus mengungsi. Dari kejadian banjir itu merupakan sebuah sinyal jika Banjarmasin memiliki cakupan wilayah yang besar terendam air karena wilayah yang rendah.
Wilayah Pesisir Jakarta (CNN Indonesia)
Banjir yang terjadi di Banjarmasin memang terjadi karena lahan kota yang memang berada di ekosistem rawa dan terpengaruh pasang surut sungai dan laut. Selain itu penyebabnya karena kondisi Sungai Barito yang membelah Banjarmasin cukup curam sehingga sangat mudah air pasang dari laut sampai di tengah kota.
Banjarmasin mempunyai ketinggian tanah pada 0,16 meter di bawah permukaan laut, jadi permukaan laut lebih tinggi dari wilayah darat. Sejak dulu Banjarmasin sudah tenggelam sejak awal didirikan. Masyarakatnya pun memutuskan membangun peradaban kehidupan di atas air dengan mendirikan bangunan di atas tiang tinggi yang disebut lanting.
Bencana Banjir di Banjarmasin (Tribun)