Mimpi adalah bunga tidur. Tetapi nggak setiap kita tertidur mimpi akan selalu mekar. Atau mungkin mimpi tidak terekam dengan jelas dan menyeluruh. Yang diinget hanya mimpi yang indah dan buruk.
Dilansir Psychology Today, Stepansky pernah meneliti ingatan seseorang tentang mimpinya. Dari ampel 1000 orang dewasa di Austria melaporkan bahwa 31 persen orang bermimpi 10 kali atau lebih setiap bulan. Mimpi 1 hingga 9 kali per bulan dialami oleh 37 persen orang dan 32 persennya bermimpi tidak lebih dari sekali per bulan. Sepertiga dari sampel tersebut hampir tidak pernah bermimpi saat tidur.
Penelitian dilakukan dengan mencatat frekuensi datangnya mimpi. Ada yang mengalami tidak pernah mendapatkan bunga tidur. Ada juga yang menyembunyikan fakta bahwa dia bermimpi. Selebihnya adalah orang-orang yang tidak bisa mengingat mimpi.
Selain mencatat frekuensi, penelitian ini melaporkan juga durasi mimpi saat tidur. Ternyata, mimpi itu hadir nggak sepanjang tidur. Misalnya, waktu tidur 6 jam sedangkan mimpi hanya berdurasi 1 jam.
Bermimpi memang dikenali dan dialami oleh hampir seluruh manusia. Namun ternyata, berdasarkan penelitian diatas, tidak bermimpi tidak mempunyai konsekuensi buruk pada kesehatan mental, fisik maupun budaya. Tapi, mungkin saja ini berkaitan dengan kualitas tidur.
Ternyata, tidur yang baik punya efek besar buat kesehatan. Tidur yang sehat bisa dirasakan saat bangun tidur. Jika bangun tidur merasa tenang dan tidak bermimpi buruk bukan sebuah kebetulan.
Berdasarkan laporan sekelompok peneliti Prancis dalam Journal of Sleep Research melaporkan ada hubungan antasa tidur yang sehat dan mimpi yang baik. Meskipun belum tentu 100 persen hubungannya tepat. Tapi secara klinis tidur nyenyak itu tidur selama tujuh hingga delapan jam yang tidak mengalami gangguan. Kecuali kamu harus ke kamar mandi untuk buang air kecil. Mungkin juga terbangun karena haus dan menggenapkan tidur.
Tidur (gfycat.com)
Pengalaman tidur seseorang terbagi menjadi 4 fase. Fase pertama dan kedua biasanya terjadi perkembangan dari tidur-tidur ayam hingga beranjak ke fase selanjutnya. Fase ketiga adalah fase tidur yang paling nyenyak. Pernah kan mencoba membangunkan orang tidur tapi susah? Nah, kemungkinan besar orang tersebut dalam fase ketiga.
Sedangkan fase terakhir, disebut REM (rapid eye movement). Cirinya korea mata bergerak di dalam kelopak dan laju pernapasan meningkat. Tahap keempat ini kebanyakan orang akan bermimpi. Namun tidak menutup kemungkinan mimpi hadir saat fase sebelumnya, meski belum bisa dibuktikan oleh para ahli.
Berbeda dengan Stephansky, Rubin Naiman dari Arizona Center for Integrative Medicine mengatakan hasil penelitiannya. Ia menyimpulkan bahwa mimpi yang baik punya sumbangan besar untuk kesehatan psikologis. Mimpi yang baik akan membuat ingatan lebih bagus, kecil resiko depresi dan kesadaran lebih luas. Selain itu penelitian dari Harvard Medical School menyimpulkan bahwa bermimpi bisa memeperkuat memori dan menyimpan informasi.
Nah, jadi bagaimana jika tidur tanpa bermimpi?
Berdasarkan pernyataan John S. Antrobus dari City College of New York, ada kemungkinan tidak bermimpi karena mengalami tidur yang buruk. Ini tergantung dari beberapa faktor yang dilakukan sebelum tidur. Antara lain mengonsumsi alkohol, mengalami stres atau hari yang menyebalkan. Faktor lainnya mungkin sering tak disadari seperti efek kafein, pola hidup atau tempat tidur yang tidak nyaman. Ternyata, tidak bermimpi saat tidur itu berhubungan dengan aktivitas sehari-hari ya. Jika kamu punya kebiasaan yang sehat, artinya meskipun tidak bermimpi bisa jadi tetap sehat. Atau mungkin juga sebaliknya, kamu punya kegelisahan tertentu yang tidak bisa diungkapkan? Kemungkinan ini juga mempengaruhi tidurmu yang tidak dihinggapi mimpi.
Apakah aku mimpi? (alysonprovax.com)
Selamat tidur nyenyak ya.. (gfycat.com)