Salah satu cara alami untuk membantu tubuh kita tetap stabil di tengah pandemi adalah dengan berjemur jam 10 pagi. Berjemur perlu dilakukan karena tubuh kita tidak bisa memproduksi vitamin D sendiri.
Vitamin D sangat baik bagi tubuh kita. Selain mencegah infeksi pada tubuh, vitamin D juga membantu melawan penyakit, seperti penyakit jantung dan penyakit imun, bahkan kanker.
Pertanyaannya, apakah jam 10 pagi adalah waktu yang tepat atau itu hanya mitos belaka? Begini penjelasan dari para ahli.
Dokter Tan Shot Yen, seorang ahli gizi, mengatakan bahwa jam 10 pagi adalah waktu terbaik untuk berjemur. Katanya, "Yang kita butuhkan sebetulnya adalah ultraviolet B (UV B). UV B ini gelombangnya lebih pendek. Itu sebabnya, kita harus tunggu sedikit mataharinya naik. Beruntung kita ada di khatulistiwa, jam 10 pagi sudah ada (UV B). Itu adalah alasan kita berjemur jam 10 pagi."
Berjemur Jam 10 Pagi (via Adobe Stock)
Pernyataan tersebut diperkuat oleh pernyataan dari dr Siti Setiati dalam CNN Indonesia. Menurutnya, sinar matahari terbaik adalah di atas jam 9 pagi, karena sebelum jam 9 sinar ini belum memiliki UV B yang dibutuhkan untuk mengubah vitamin D3 menjadi vitamin D aktif. Sedangkan, jam 11 sinar UV B sudah banyak, jadi cukup berjemur lima menit saja.
Meskipun demikian, ternyata banyak faktor yang harus diperhatikan untuk menentukan pukul berapa yang tepat untuk berjemur. Kita perlu mempertimbangan juga kadar polusi udara, tingkat pigmentasi kulit, cuaca, juga letak geografis.
Berjemur Jam 10 Pagi (via Okezone)
Perlu diketahui juga bahwa cara kita mendapatkan asupan vitamin D tidak hanya dengan berjemur jam 10 pagi saja. Banyak juga cara alami lainnya, seperti dengan mengonsumsi makanan laut, keju, susu, atau putih telur.
Berjemur Jam 10 Pagi (via Okezone)