Akhir-akhir ini banyak kejadian mengejutkan yang menimpa para atlet. Tidak sedikit dari mereka yang tiba-tiba tidak sadarkan diri ketika bertanding, entah itu pingsan atau malah meninggal dunia. Kejadian terbaru adalah meninggalnya pebulu tangkis Indonesia Markis Kido yang meninggal saat berlatih dan juga gelandang Denmark Chistian Eriksen yang pingsan ketika bertanding melawan Finlandia.
Kejadian ini tentu saja membuat banyak orang khawatir terkait apa yang sebenarnya terjadi. Lalu apakah yang menyebabkan atlet yang notabene mempunyai stamina bagus bisa kolaps dengan mudah? Bukankah mereka rajin berolahraga, menjaga pola makan, serta jauh dari gaya hidup bebas?
Seperti yang dilansir oleh marshfieldclinic.org, salah satu peristiwa yang paling tak terduga dan juga paling tragis selama kompetisi atletik berlangsung adalah ketika atlet mengalami serangan jantung secara mendadak. Serangan jantung tersebut dapat mengakibatkan seorang atlet muda tiba-tiba pingsan tanpa peringatan sebelumnya.
Hal itu terjadi dikarenakan heat stroke atau jantung terhenti karena adanya trauma. Henti jantung yang selama ini banyak terjadi adalah karena penyakit kardiovaskuler. Tuntutan aktivitas fisik yang intens membuat jantung rentan untuk mengembangkan ritme yang lebih cepat dan kacau.
Markis Kido (via SINDOnews)
Ketika atlet sudah mengalami hal itu, sang atlet bisa diselamatkan jika irama jantung bisa dikembalikan ke normal dan dilakukan defibrilasi eksternal. Banyak gejala yang mungkin tidak pernah disadari oleh para atlit sehingga mengakibatkan serangan tiba-tiba.
Gejala peringatan itu antara lain, nyeri dada saat beraktivitas, sesak napas, berasa ingin pingsan, kepala terasa ringan dan detak jantung yang cepat. Ketika seorang atlet mempunyai gejala seperti ini harus diperiksa lebih lanjut. Jika bisa dideteksi lebih awal, maka dia tidak akan diperkenankan untuk mengikuti kompetisi.
Chistian Eriksen (via Goal.com)
Penyakit ini bisa diriwayatkan secara turun menurun, oleh karena itu para orang tua yang ingin anaknya menjadi seorang atlet hendaknya mewaspadai penyakit ini dan melakukan pengecekan terkait adanya riwayat penyakit jantung. Jika ada kerabat atau siapapun yang tiba-tiba terjatuh lalu tidak sadarkan diri harus segera dilakukan penanganan. Resusitasi Jantung-Paru harus dimulai tidak boleh ditunda dan pemberian defibrillator eksternal harus sesegera mungkin diberikan kepada pasien.
Oleh karena itu, di tempat olahraga sekalipun harus disediakan alat medis yang berguna apabila ada kejadian yang tidak diinginkan seperti itu. Sehingga bisa dilakukan pengananan sejak dini tanpa menunggu pihak medis dan tentu mengurangi dan mencegah kematian pada atlet karena penyakit jantung. Semoga kita bisa belajar dari kasus Markis Kido dan Chistian Eriksen.
Atlet Ambruk di Lapangan (via Media Indonesia)