Muncul agama baru di Nagari Sumani, Kecamatan Koto X Singkarak, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Kepercayaan baru ini jadi mersahkan masyarakat setempat karena dianggap sesat.
Menanggapi berita yang beredar ini, Wali Nagari Sumani Masri Bakar mengatakan kalau warga gak perlu resah lagi. Lantaran aktivitas agama baru ini udah berhenti sejak April 2020 lalu.
"Memang ada aktivitas 'Agama Muslim' ini di Sumani. Tapi sudah berhenti sejak kami layangkan surat peringatan kepada salah seorang pengikut yang berdomisili di Sumani pada April 2020 lalu," kata Masri Bakar dikutip dari Convesla.com.
Nama agama baru ini adalah agama muslim. Tapi sebenarnya gak ada hubungannya sama sekali dengan agama Islam. Karena gak mengimai Allah SWT dan Muhammad SAW.
Setelah agama Muslim ini muncul udah ada upaya mediasi dari Wali dan Polsek Singkarak.
"Peristiwa ini sempat dimediasi oleh Polsek Singkarak dan saya sendiri sebagai wali nagari. Keputusannya, seluruh aktivitas kelompok Agama Muslim di Sumani dihentikan dan pengikutnya menyetujui hal tersebut," kata Masri.
Sebelumnya mereka suka mengadakan ibadah tiap hari sabtu, lengkap dengan pengajian. Orang yang memeluk agama muslim ini berkumpul di salah satu rumah warga berinisial MS. Ada sekitar 20 sampek 30 orang.
Masjid di Daerah Nagari Sumani (sumageksumani.blogspot.com)
"Setiap Sabtu mereka berkumpul sekitar 20 sampai 30 orang. Rata-rata mereka berasal dari luar Sumani dan didatangkan guru dari Kota Padang. Berkumpulnya di rumah MS," katanya.
Lalu berkembang ke Nagari Koto Sani karena istri MS berasal dari sana. Semakin berkembangnya agama baru ini warga semakin resah.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat menyatakan kepercayaan itu bukan Islam karena para pengikutnya tidak mengimani Allah dan Nabi Muhammad.
MUI menjelaskan kalau mereka mulai menganut kepercayaan itu empat tahun lalu.
"Agama awal mereka Islam. Mereka mulai menganut paham itu dari Padang orang yang datang ke kampung mereka. Orang itu diutus oleh guru bernama Usman di Padang," ujar Elyunus seperti dilansir dari CNNIndonesia.com.
"Mereka hanya berkumpul dan mengobrol begitu saja di rumah salah satu pengikut. Tidak ada kegiatan ibadah berjemaah. Mereka juga tidak menyebarkan paham kepada orang lain. Selama ini paham itu berkembang di keluarga mereka sendiri," jelasnya.
Agama Muslim resahkan warga (americanmagazine.com)
Pengikut Agama Muslim mengaku bahwa mereka bukan Islam, tapi MUI Kabupaten Solok gak bisa mengatakan kepercayaan itu sesat. Pihaknya gak punya wewenang pada pengikut agama tersebut karea agama beda keyakinan.
"Kami menyerahkan persoalan ini kepada Badan Koordinasi Pengawas Aliran Keagamaan dan Kepercayaan Masyarakat (Bakorpakem) karena ada agama baru yang tidak ada dalam undang-undang Indonesia. Bakorpakem yang berada di bawah koordinasi Kejaksaan Negeri Solok, yang di dalamnya ada unsur Polres, Kodim, Kementerian Agama dan Forum Kerukunan Umat Beragama," ungkapnya.
DK (39) dan MS (45), warga Lubuk Sikarah (Kota Solok) dan warga Sumani, mengaku dalam surat pernyataan tertanggal 4 Mei 2020 sebagai pengikut Agama Muslim.
" Meyakini Agama Muslim bukan Islam. Meyakini tidak bertuhan kepada Allah, tetapi kepada Rabbi. Meyakini bahwa Nabi Muhammad tidak ada, yang ada hanya Muhammad. Meyakni nabi adalah Nabi Ibrahim, bukan Muhammad (Nabi Muhammad)," tulis mereka dalam surat pernyataan yang ditandatangani dengan meterai 6000.
Agama muslim juga gak ada hari raya Idhul Fitri dan Idul Adha, puasa Ramadhan gak wajib, sholat gak ada, dan kurban bisa kapan aja. haji juga gak wajib gengs.
Kata MUI bukan Islam (popularitas.com)