Episode sebelumnya Part 1
Dimalam kedua kami dikontrakan Andy membeli kartu uno, disaat itu kami bermain bergantian termasuk aku. Merasa sudah cukup malam sekitar jam 10 aku, Indah dan Siti kembali kekamar untuk tidur akan tetapi karena ramainya anak-anak yang sedang bermain uno di ruang tamu membuat kami tidak bisa tidur dan memutuskan untuk bermain hp.
Aku sangat ingat saat itu jam menunjukkan pukul 12 malam, tetapi permainan semakin menjadi. Bagi yang kalah mendapat hukuman toletan bedak bayi dimuka, mereka sangat ramai. Kulihat Dya berlari kejar-kejaran dengan Andy untuk menyemburkan bedak langsung dari botolnya dan disusul yang lain.
Bunyi bedebum dilantai dan tawa mereka sangat keras, mereka berlarian untuk berebut kekamar mandi dengan tujuan membasuh muka yang penuh cemong bedak putih. Kalah menjadi cerita seram buat kami.
Disaat itu aku merasa tidak suka tengah malam seperti ini malah membuat kegaduhan, bagaimana kalau mengganggu yang lain terlebih kita adalah seorang pendatang. Bermain kartu sampai lewat tengah malam ini dilakukan sampai hari keempat, sebelum kejadian menegangkan itu terjadi.
Tetapi namanya anak muda yang tidak tahu namanya kapok, setelah kejadian menegangkan itu beberapa hari kemudian masih saja bermain sampai malam, mungkin maksudnya baik agar tugas berjaga tidak membosankan yang menimbulkan kantuk, saat rapat evaluasi aku sempat mengeluarkan unek unek kita ini pendatang tapi kenapa malah ramai tengah malam. Unek unek ku dibalas jika rumah sebelah dan ibu kontrakan
malah suka jika kami ramai, gang itu jadi lebih hidup. Akhirnya aku hanya bungkam dan menerima, padahal fikirku iya mereka suka kita menghidupkan suasana yang sepi sekali disini tapi tidak sampai tengah malam juga dimana orang lain membutuhkan ketenangan untuk tidur. Tapi pendapat itu hanya bisa aku telan bulat-bulat untuk diriku sendiri.
Dimalam kelima kami berencana melakukan sosialisasi setelah rapat tahunan desa berakhir di balai dusun, sekitar jam 8 malam Dyah dan separuh teman kkn stay di balai dusun. Yang tertinggal di kontrakan seingatku hanya aku, Ina, Abi, Alaf, Indah dan Siti.
Tetapi Dya tiba tiba pulang kekontrakan dan berjalan cepat ke belakang. Fikirku, ah mungkin dia kebelet pipis makanya buru-buru.
Akhirnya stelah Dya muncul kami semua yang tertinggal berangkat ke balai dusun bersama. Ketua, sekretaris dan Indah maju kedepan.
Ilustrasi main kartu (gilakarenajudi.blogspot.com)
Tepat saat kita memulai sosialisasi dengan maksud perkenalan diri dan menyampaikan proker ada yang aneh dengan ketua kami. Dya seperti menggigil dan bergetar hebat, alhasil Indah yang menggantikan untuk berbicara.
"Itu Dya suruh kesini, dia mulai kemasukan" ucap Ina tiba-tiba "Hah apaan?" tanyaku ga paham.
Akhirnya perkenalan selesai dan kita membopong Dya pelan-pelan menuju kontrakan. Sumpah ini jadi cerita seram dalam hidupku.
Tetapi Ina memberhentikan kami di depan rumah warga yang tertutup katanya gak boleh pulang dulu. Kulihat tubuh Dya sudah bergetarhebat, berkeringat dingin dan menangis.
Aku bingung mau berbuat apa, baru kali ini melihat yang seperti ini. Untunglah ada Ina yang paham, dia perlahan mengelus jemari Dyah yang mengepal sangat erat dan kaku.
"Ini udah beneran masuk sampe tangan, kalau diterusin bisa masuk seutuhnya" ucap Ina pelan.
Aku celingak-celinguk disitu hanya ada aku,Ina,Dya,Indah,Siti, Abi, Alaf dan tidak tahu yang lain kemana.
Dengan berbekal bacaan alfatihah, ayat kursi dan 3 qul aku membaca doa tepat ditelinga Dya dan Ina merapal untuk membantu Dya beristighfar tetapi sangat sulit untuk Dya ucapkan Indah dan Siti yang tidak membantu hanya duduk berdua seraya mengobrol tidak ingin ikut campur.
Kiky yang sensitif terhadap yang seperti itu menunggu digang depan (karena kontrakan kami ada didalam gang) dan menelefon temannya yang bisa meruqyah untuk datang.
Menit berlalu Andy datang membonceng seorang pria paruh baya yang ternyata guru ngajinya,beliau meminumkan air putih yang sudah diberi doa kepada Dya tetapi itu tidak berefek.
Tidak berselang lama 2 teman kiky datang. Dia bilang untuk kami melepaskan kuncian erat kami pada tubuh Dya.
"siapa kamu? Mau kemana?" tanya teman Kiky. KKN ku beneran jadi cerita seram banget.
Dan Dya menjawab lemah sambil merengek "mau kesana" seraya menunjuk rumah kontrakan. Dipapah oleh teman kiky berbaju hitam (sebut aja item) Dya diajak kedalam rumah melalui pintu samping yang letaknya didapur.
Aku tidak tahu apa yang terjadi saat itu karena aku menemui teman-teman yang ada didepan gang. Saat aku kembali Dya sudah dibaringkan di ruang tamu dan si item terlihat tertawa dan cekikikan, "lah pindah tempat ini setannya" batinku. Aku tanya Ina yang sejak tadi disitu
"itu temennya Kiky kenapa?"
"PIndah, sama anak itu setannya dipanggil buat masuk kebadannya aja" jawab Ina
"Sejak kapan?" tanyaku lagi
"Pas didapur tadi, terus Dya pingsan"
Tapi anehnya Dya mulai menggigil lagi tepat saat si item berjalan keluar rumah. Ina yang bergerak cepat segera menahan tubuh Dya dan aku langsung ikut membantu.
"Anda siapa? Tolong tinggalkan anak ini kasihan,kalau anak ini punya salah sama anda saya mewaliki memohon maaf sebesar-besarnya" ujar Ina menggunakan bahasa jawa krama alus
"Saya suka sama anak ini,dia tidak pernah sholat. Saya mau ikut anak ini"
"Tidak boleh begitu, kasihan anaknya" timpal Ina
"Saya tidak suka orang yang pipis sembarangan, yang sok dan menantang saya" geram Dya
Hah? Pipis sembarangan? Ya masa Dya begitu sih, aku sempet shock
"Iya saya minta maaf atas perbuatan kami yang tidak berkenan, saya mohon tinggalkan anak ini" balas Ina
"Jangan telefon ibunya, jangan bilang ibu anak ini" kata Dya
Aku cuma ngernyitin dahi, lah kita g boleh laporan?
"Iya kita janji gak bilang ibu nya" ujar Ina dengan sabar
"Saya mau bertemu anak berbaju hitam tadi"
Setelah itu Dya pingsan lagi dan si item kembali kesurupan,teman yang datang bersamanya melakukan hal yang tidak aku mengerti dan berakhir si item muntah lalu terduduk lemas sedangkan kami para anggota perempuan segera mengambil wudhu untuk mengaji bersama. Saat suasana sudah tenang bapak guru ngaji dan teman kiky pulang.
Malam itu kami semua tidur diruang tamu ber-14, dan sialnya aku tidur dipojok sendiri yang mengarah kelorong suram itu . Membuatku tidak bisa tidur, aku menutup seluruh tubuhku memakai selimut. Ya kali, cerita serem banget tau....
Ilustrasi kesurupan (m.brilio.net)
Bertambah sial saat sekitar jam 3 pagi aku kebelet, saat ku tanya Dini teman sebelahku untuk mengantarku kekamar mandi dia tidak mau.
Yasudah aku bisa sendiri toh biasanya juga aku selalu kekamar mandi sendiri waktu disini (fyi yang perempuan kalau kekamar mandi pasti minta ditemani sejak awal tinggal dikontrakan).
Agak merinding sih tapi mencoba berfikir positif, aku berjalan melewati lorong dan sampai di belakang (jadi lorong itu dikirinya ada kamar depan, kamar tengah dan kamar belakang lurus pojok itu dapur nah sebelah kiri dapur itu kamar mandi) aku masuk kamar mandi dengan sebelumnya membaca doa.
Alhamdulillah tidak ada kejadian apa-apa Setelah kejadian malam itu kami memberitahu dosen DPL kami dan beliau menyarankan untuk kelompok kami off kegiatan selama beberapa hari. Mulai dari kejadian itulah gangguan gangguan ghoib menghampiri teman-teman kkn ku.
Cerita Seram KKN di Desa Sukawedi bersambung ke Part 3
Ilustrasi lorong angker (abqjournal.com)