Jas Hujan: Salah Satu Penemuan Penting yang Awalnya Cuma dari Jerami

Jas hujan punya sejarah panjang juga ternyata. Ini merupakan salah satu penemuan penting yang awalnya cuman dari jerami.

Jas hujan merupakan salah satu penemuan penting di dunia. Berkat benda itu, setidaknya tubuh kita terlindungi dari tetesan air hujan.

Pelindung badan dari air yang datengnya keroyokan dari awan ini, kini, lebih populer digunakan oleh para pengendara sepeda motor. Jas hujan biasanya selalu laris di pasaran tiap musim hujan tiba.

Soalnya kurang cocok lah ya naik motor pake payung gitu. Kan simpel tuh pake jas hujan yang sekarang dirancang khusus menggunakan lembaran kain yang tahan air.

Jas hujan yang kita kenal sekarang emang udah kayak gitu, tapi siapa sangka kalo ternyata jas hujan punya sejarah panjang juga loh.

Saat pertama kali ditemukan, jas hujan merupakan semacam mantel yang sangat simpel. Tujuannya sama kok, ya melindungi badan kita dari hujan sembari kita beraktivitas.

Jas hujan jaman sekarang, gercep gengs (otomotif.kompas.com)

Salah satu jas hujan paling awal di dunia dirancang oleh peradaban China Kuno. Pakaian pelindung hujan itu didokumentasikan dalam sebuah puisi yang ditulis sekitar tahun 1000 masehi.

Jas hujan China kuno saat itu terbuat dari jerami atau rumput yang dibuat menjadi jubah. Mereka yang menggunakannya adalah petani agar tetap bisa bekerja di ladang atau sawah saat musim hujan.

Jubah itu emang akan melindungi tubuh kita dari derasnya hujan. Tapi jubah itu kaku dan berat. Karena itu, masyarakat menggunakan metode lain untuk jas hujan yaitu dengan mengolesi minyak pada lembaran kain sutra ringan.

Salah satu jas hujan tertua di dunia (raincoatjacket.com)

Cara itu bertujuan agar air gak menyerap ke dalam kain. Sementara cara lain adalah mengembangkan anyaman rumput atau daun yang masih segar. Dengan begitu, jas hujan jadi lebih ringan.

Di belahan Bumi lain, peradaban di Amazon juga menciptakan pelindung hujan. Orang-oang yang tinggal di bagian selatan benua Amerika ini membuatnya dari ekstrak pohon karet.

Ekstrak itu dioleskan pada alas kaki serta pakaian mereka. Temuan pada tahun 1200 masehi itu kemudian diikuti oleh bangsa Eropa yang tiba di Amerika tahun 1700-an.

Jas hujan yang dipake para samurai jaman dulu (pinterest.com)

Kelemahannya, karet jadi lengket saat cuaca panas. Karet juga jadi kaku pas udara jadi dingin.

Sementara sekitar 1823 silam, Charles Mackintosh, seorang ahli kimia Skotlandia, bikin terobosan jas hujan baru. Dia membuat metode baru dengan karet sebagai pakaian tahan air.

Karet yang digunakan saat itu dilarutkan dalam nafta, zat yang berasal dari batubara. Cara itu membuat karet lebih lentur dan gampang digerakkan. Tapi sayang, cara tersebut meninggalkan bau yang buruk dan pembuatan yang berbahaya.

Orang-orang Maya jaman dulu punya cara sendiri (mentalfloss.com)

Selanjutnya, ide Mackintosh tadi dikembangkan oleh Thomas Hancock dengan proses "vulkanisasi". Caranya adalah memanaskan karet alami yang dicampur dengan belerang.

Sementara pada abad ke-20, bahan-bahan sintesis seperti plastik dan nilon jadi lebih populer. Karena itu, jas hujan dibuat dari plastik atau nilon setelah Perang Dunia II berakhir.

Ilustrasi jas hujan bikinan Mackintosh (bigwire.in)

Bahan plastis itu jadi lebih disukai banyak orang karena mudah didesain, harganya pun terjangkau. Plastik tentu saja lebih mudah dibuat dan yang paling penting ... tahan air gengs.

Nah, kalian udah pada punya jas hujan sendiri-sendiri kan? Dipake ya gengs, proses penemuannya panjang banget tuh sampe bisa kayak yang kita kenal sekarang. Ya, biar gak sakit juga kalian

Jangan begini, kalian gak akan kuat~ (tirto.id)