Pasukan militer Israel akan tetap berada di Dataran Tinggi Golan, Suriah, 'tanpa batas waktu' dan tidak akan mundur dari zona demiliterisasi yang baru-baru ini diduduki itu, kata Pemimpin Otoritas Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Selasa (28/1).
Tentara Israel "akan tetap berada di puncak Hermon (Jabal al-Sheikh) dan zona keamanan tanpa batas waktu untuk memastikan keamanan masyarakat di Dataran Tinggi Golan dan utara, serta penduduk Israel," kata Katz saat meninjau pasukan Israel di wilayah tersebut.
Israel “tidak akan membiarkan pasukan musuh membangun diri di zona keamanan di Suriah selatan… kami akan bertindak melawan ancaman apa pun,” tambahnya.
Pemimpin otoritas pertahanan zionis Israel itu mengatakan pihaknya akan melakukan kontak dengan “populasi yang bersahabat” di wilayah selatan Suriah.
Dia memberikan "penekanan pada komunitas Druze yang besar, yang memiliki hubungan kekeluargaan yang dekat dan bersejarah dengan saudara-saudara Druze kita di Israel.”
Tentara Israel menduduki zona demiliterisasi pada awal Desember 2024 saat rezim Assad tumbang dan digantikan oleh pemerintahan baru yang dipimpin Ahmed Al-Sharaa.
Pendudukan tersebut melanggar Perjanjian Pelepasan 1974 dengan Suriah, suatu tindakan yang memperluas kendali Israel atas Dataran Tinggi Golan, yang sebagian besar telah didudukinya sejak Perang Timur Tengah 1967.
Saat itu, Pemimpin Otoritas Israel Netanyahu mengeklaim perampasan zona demiliterisasi tersebut hanyalah 'sementara', tanpa menyebutkan secara khusus kapan para tentara akan ditarik dari area tersebut.
Tentara Israel di Golan (via Antara)