Masker tengkorak Kopaska merupakan identitas yang melekat pada pasukan elit ini. Masker tengkorak itu bikin penampilan anggota Kopaska jadi semakin garang dan misterius.
Masker tengkorak Kopaska atau Komando Pasukan Katak ini membuat lawan sulit mengenali identitas anggota Kopaska yang diterjunkan. Musuh juga bakal kesulitan mengetahui kemampuan pasukan khusus ini. Misterius banget.
Dalam pertempuran, masker tengkorak Kopaska juga akan memberikan efek psikologis kepada lawan.
Masing-masing pasukan elit yang masuk dalam jajaran pasukan elit terbaik dunia ini memiliki ciri khas tersendiri. Masing-masing topeng itu akan memberi efek psikologis terhadap lawan. Penggunaannya juga ditujukan untuk merahasiakan identitas diri dan sebagai ciri khas unik Kopaska di mata dunia.
Kalo di Indonesia, khususnya Kopaska, biasanya menggunakan masker tengkorak Kopaska. Tapi di negara lain, pasukan elitnya juga menggunakan masker lain yang gak kalah garang dan bikin penampilan jadi makin misterius.
Misalnya pasukan elit Taiwan yang bernama ROC yang menggunakan topeng anti-peluru. Navy SEALs dari Amerika serikat menggunakan Skull Mask juga yang berwarna putih dan berlatar hitam kayak karakter The Punisher.
Nah, di Indonesia sendiri, Komando Pasukan Katak atau Kopaska ini adalah pasukan elit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL). Ciri khas yang paling terkenal adalah masker tengkorak Kopaska. Masker tengkorak Kopaska ini adalah masker hitam atau buff dengan gambar tengkorak putih.
Biasanya digunakan bersamaan dengan atribut lengkap beserta kacamata hitam.
Masker tengkorak Kopaska, bikin tampilannya jadi garang dan misterius! (pinterest.com)
Bedanya dengan masker tengkoraknya Navy SEALs, masker tengkorak Kopaska memiliki perbedaan di bagian penutup kepala. Masker tengkorak Kopaska digunakan setiap anggota untuk merahasiakan identitasnya.
Hal ini sangat berguna. Sebab, jika tim ini dikirim ke dalam sebuah operasi, identitas personel tidak akan diketahui pihak luar. Itulah yang bikin Kopaska jadi salah satu pasukan elit terbaik dunia.
Beberapa aksi yang dilakukan tim Kopaska adalah sebagai berikut:
Masker tengkorak Kopaska biasanya digunakan bareng kacamata hitam (wartasidik.co.id)
#1 Aksi Kopaska di Somalia
Kopaska di mata dunia jadi terkenal lewat penyergapan pembajakan Kapal MV Sinar Kudus dengan 20 awal dari Indonesia oleh perompak Somalia.
Saat itu, kapal dan anak buah kapal (ABK) ditawan oleh bajak laut Somalia selama 46 hari sejak 16 Maret 2011 lalu. Para pembajak meminta uang tebusan hingga 3,5 juta dollar AS. Namun, ada persyaratan dalam penyerahan uang tersebut. Tata cara penyerahannya pun berbelit-belit. Pihak pembajak sendiri menolak menggunakan transfer.
Saat itu, uang tebusan harus di-drop menggunakan pesawat terbang hingga lima kali ke dek MV Sinar Kudus. Nah, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menurunkan pasukan elit terbaik dunia ini untuk mengejar rombongan terakhir perompak yang turun dari kapal.
Empat perompak pun ditembak mati dalam pengejaran tersebut. Pasukan elit Kopaska di mata dunia pun semakin dikenal berkat aksinya ini. Mereka emang beneran salah satu pasukan elit terbaik dunia deh!
Ternyata, Kopaska yang jadi salah satu tim pasukan elit dari Indonesia telah dikirim ke Somalia beberapa hari setelah penawanan kapal asal Indonesia itu. Itu berarti pasukan TNI sendiri telah dipersiapkan dan diterbangkan ke Somalia.
Kopaska, salah satu pasukan elit terbaik dunia (lancerdefense.com)
#2 Aksi Kopaska di Malaysia
Aksi selanjutnya adalah menghalau gangguan dari Malaysia tahun 2005 lalu. Saat itu, Indonesia dilanda krisis perbatasan dengan Malaysia di kawasan Ambalat. Kopaska, sebagai salah satu pasukan elit terbaik dunia pun diturunkan untuk menghadapi gangguan tersebut.
Hal ini dicatat dan dikisahkan dalam buku "Kopaska Spesialis Pertempuran Laut Khusus".
Awalnya, pihak Malaysia berusaha mengganggu pembangunan mercusuar Karang Unarang. Malaysia mengklaim bahwa itu masuk dalam wilayah mereka. Pihak Malaysia pun memicu munculnya ombak besar lewat manuver kapal Marine Police dan TLDM.
Pihak Malaysia juga sempat terjun ke lokasi pembangunan. Mereka bahkan sempat menganiaya para pekerja di sana.
Pada 1 April 2005, Malaysia pun menerjunkan kapal Marine Police dan TLDM tak jauh dari tempat Kopaska bertugas. Kapal patroli TNI AL, KRI Todong Naga (819) sempat mengusir kedua kapal Malaysia dan meminta bantuan tim lain.
Serka Ismail bergegas meminta izin kepada atasannya, komandan tim Kopaska, Lettu Berny. Serka Ismail dibekali perahu karet pun mendekat meski dilarang membawa senjata. Dia ditemani dua rekannya.
Kopaska pernah beraksi melawan perompak Somalia (pinterest.com)
Serka Ismail mengemudikan perahu karet berkecepatan tinggi sengaja membuat pergerakan manuver zig-zag. Pergerakan ini berhasil mencuri perhatian ABK kapal Malaysia. Perahu karet itu kemudian melakukan pergerakan lebih lincah lagi.
Sementara Serka Ismail menjatuhkan tubuhnya di sisi perahu yang tak terlihat. Dia pun berenang menuju kapal Malaysia. Dia melompat ke atas geladak kapal Malaysia dan langsung mendobrak pintu samping kapal.
Seorang ABK kapal Malaysia sempat ketakutan mendengar bentakan Serka Ismail yang menanyakan keberadaan komandan kapal. Serka Ismail kemudian membentak ABK yang telah bersiap menembak meriam. Akhirnya, komandan kapal Malaysia pun turun.
Serka Ismail membentaknya dan menyuruh kapal Malaysia itu pergi. Komandan kapal Malaysia itu menuruti dan kabur dari perairan tersebut.
Pasukan elit Kopaska juga pernah diterjunkan ke Ambalat (pinterest.com)
Itulah sebagian kecil aja dari kehebatan aksi tim Kopaska di lautan. Makanya, tim Kopaska masuk dalam pasukan elit terbaik dunia. Kopaska di mata dunia juga semakin dikenali karena keberaniannya dan selalu siap sergap kapanpun.
Berkat kehebatannya di lautan, tim Kopaska juga masuk dalam peringkat pasukan elit dunia. Pasukan elit terbaik dunia ini masuk dalam 10 besar pasukan elit terbaik dunia. Jadi, jangan heran lagi, mereka selalu menggunakan masker tengkorak Kopaska yang terkenal bikin garang, sangar, dan misterius itu.
Kopaska di mata dunia juga semakin dikenal, garang dan selalu siap sergap (idntimes.com)