Kenapa Sih Banyak Orang yang Mau Bertahan dalam Hubungan yang Menyakitkan?

Kenapa ya banyak orang yang mau bertahan dalam hubungan yang menyakitkan? Kenapa gengs ... kenapa?!

Hubungan asmara yang dijalani setiap orang tuh beda-beda gengs. Gak semua hubungan yang dijalani tuh penuh dengan kebahagiaan kok.

Konflik dalam hubungan tuh pasti terjadi, mulai dari yang paling sepele sampe yang problem yang serius malah. Cuman, kok ada juga ya orang-orang yang rela 'terjebak' dalam hubungan yang menyakitkan begitu?

Ngapain ya dipertahankan? Padahal isinya malah gak sehat tuh. Mempertahankannya juga terasa sia-sia gengs. Tapi ya gimana, toh banyak banget kok yang bertahan.

Soal ini ternyata pernah diteliti oleh University of Utah, Amerika Serikat. Mereka mengklaim telah menemukan jawabannya.

Demi menemukan jawabannya, mereka menggelar riset. Kecenya nih, terungkaplah alasan kenapa banyak orang bertahan dalam hubungan yang menyakitkan tersebut. 

Kalian mungkin akan bertahan meski gak asik~ (vanityfair.com)

Apa? Ya ... karena salah seorang dari mereka itu sangat bergantung pada pasangannya. Temuannya, jika salah satu dari mereka meninggalkan hubungan itu, mereka akan dihantui perasaan bersalah.

Dalam penelitian sebelumnya,ditemukan bahwa orang yang bertahan dalam hubungan yang bikin gak bahagia adalah orang-orang yang mementingkan diri sendiri. Mereka adalah orang yang gak pengin hidup sendiri, atau takut tidak akan menemukan pasangan lain.

The Independent mengutip hasil riset yang telah dipublikasikan dalam Journal of Personality and Social Psychology. Hasilnya menunjukkan, orang yang memiliki pasangan dengan tingkat ketergantungan tinggi semakin kecil kemungkinannya untuk ... berpisah.

Kalian masih mau bertahan emangnya? (yahoo.com)

Akhirnya, hal inilah yang membuat mereka tetap mempertahankan hubungan mereka. Padahal udah jelas ya kalo hubungan yang mereka jalani tak lagi mendatangkan kebahagiaan.

Penelitian itu juga menemukan bahwa hal itu dilakukan demi kepentingan pasangan ketimbang demi kepentingannya sendiri.

Penelitian tersebut dilakukan melalui dua studi yang terpisah. Riset pertama adalah meneliti 1.348 orang dalam hubungan romantis dalam periode 10 minggu. Riset kedua meneliti 500 peserta yang memiliki rencana berpisah dengan pasangannya selama dua bulan.

Kalian (mungkin) bakal terikat terus tuh~ (rd.com)

"Ketika orang-orang menganggap pasangan sangat berkomitmen terhadap hubungannya, kecil kemungkinan mereka untuk memulai perpisahan," ungkap Samantha Joel, sang pemimpin riset tersebut.

Menurut Samantha, hal serupa juga dilakukan orang yang tidak benar-benar berkomitmen dalam hubungan itu sendiri. Bahkan yang secara pribadi tidak puas dengan hubungan itu.

"Umumnya, kita tidak ingin menyakiti pasangan dan peduli tentang apa yang diinginkannya," jelas Samantha.

Kalo udah terikat gitu ya repot juga gengs (jessicaboss.com)

Namun menurut para periset itu, kadang-kadang persepsi seseorang tentang kebutuhan pasangannya bisa salah arah. Nah, ini nih yang bisa merusak validitas hasil riset itu.

Bisa jadi, lanjut Samantha, orang itu hanya melebih-lebihkan besarnya komitmen pasangannya dan betapa menyakitkan perpisahan tersebut.

Di luar hal-hal itu, psikolog Madelein mason Roantree berpendapat, rasa takut hidup sendirian adalah alasan paling umum bagi banyak orang untuk bertahan dalam hubungan yang menyakitkan.

Kalian tuh sebenernya saling sayang kok, tapi ... (independent.co.uk)

"Orang lain mungkin hanya menyangkal tentang perasaan sesungguhnya dari pasangan atau keadaan dalam hubungan itu," jelas Madeleine.

Menurut Madeleine, alasan lainnya adalah meninggkalkan hubungan sama halnya dengan kegagalan. Kebanyakan dari mereka merasa malu saat harus mengakhiri hubungannya.

Jadi intinya, kalo ada sedikit aja keraguan sama pasangan kalian, mungkin kalian emang 'sengaja' dipertemukan Tuhan biar sama-sama belajar ....

Ya, kalian renungkan sendiri ya.

(thebreakupsupplement.com)