Penyebab Impaksi Gigi dan Cara Mencegahnya

Penyebab Impaksi Gigi dan Cara Mencegahnya

Pernahkah kamu mengalami tumbuhnya gigi geraham yang menyakitkan? Jika ya, bisa jadi itu gigi impaksi. 

Normalnya, orang dewasa memiliki 32 gigi termasuk 4 gigi bungsu. Gigi bungsu atau gigi geraham ketiga biasanya tumbuh saat seseorang berusia antara 17 dan awal 20-an. Pada banyak orang, gigi bungsu tidak dapat tumbuh secara normal, baik karena terjepit di bawah gusi atau hanya sebagian permukaan gigi saja yang mampu menembus gusi. Kondisi ini disebut impaksi gigi. 

Impaksi gigi cukup umum dan seringkali tidak menimbulkan rasa sakit. Namun banyak juga yang merasakan sakit jika gigi bungsu tumbuh ke samping atau tidak muncul dari permukaan gusi. 

Penyebab Gigi Impaksi

Impaksi gigi dapat terjadi karena alasan berikut: 

- Rahang terlalu kecil sehingga tidak cukup ruang untuk tumbuh gigi. 

- Gigi menjadi bengkok atau miring saat mencoba tumbuh.

- Gigi tumbuh dalam posisi tidak beraturan, menghalangi gigi bungsu.

Apa Akibat dari Gigi Impaksi? 

Gigi impaksi merupakan sumber potensial keluhan berkelanjutan pada pasien, sejak gigi mulai erupsi. Keluhan yang sering dirasakan adalah nyeri, tidak bisa membuka mulut dan pembengkakan yang terjadi di sekitar gusi . Gigi impaksi juga mempengaruhi estetika, gangguan pengunyahan, kesulitan berbicara, mengganggu aktivitas sehari-hari dan juga dapat menyebabkan infeksi. 

Frekuensi kejadian gigi impaksi tertinggi terjadi pada gigi molar tiga rahang bawah, gigi molar tiga rahang atas, gigi kaninus rahang atas, gigi premolar rahang bawah, gigi taring rahang bawah, gigi premolar rahang atas, dan gigi seri rahang atas.

Gejala dan Cara Mengatasi Impaksi Gigi

Hasil rontgen menunjukkan ada impaksi gigi (alomedika.com)

Gigi yang terkubur atau erupsi sebagian dapat menyebabkan sisa makanan tersangkut. Selain itu, bakteri juga lebih mudah masuk sehingga menimbulkan rasa nyeri dan bengkak pada gusi. Posisi gigi yang tersembunyi di belakang membuat sikat gigi sulit dijangkau. 

Sisa makanan yang menempel di area tersebut, jika tidak dibersihkan, bisa memicu perikoronitis. Perikoronitis adalah peradangan pada jaringan gusi di sekitar gigi. Gangguan yang dapat timbul akibat gigi impaksi dapat menimbulkan gejala berupa gusi bengkak, dan bau mulut. Gejala lain dari gigi impaksi meliputi: 

- Gigi hanya muncul sedikit di permukaan gusi. 

- Nyeri rahang. 

- Sakit kepala berkepanjangan. 

- Gusi bengkak dan kemerahan di sekitar gigi yang terkubur.

- Kesulitan membuka mulut. 

- Kelenjar leher membengkak. 

- Sakit gigi saat menggigit, terutama di area gigi yang terbentur. 

Gigi impaksi sebenarnya tidak memerlukan perawatan khusus jika tidak menimbulkan keluhan. Jika timbul keluhan, segera konsultasikan ke dokter gigi. Karena jika dibiarkan, gigi yang terinfeksi akan menimbulkan komplikasi, seperti periodontitis, abses gigi atau gusi, nyeri hebat, maloklusi atau susunan gigi yang tidak teratur, pembentukan plak gigi, dan kerusakan saraf di sekitar gigi. 

Dokter mungkin meresepkan antibiotik untuk merawat gigi yang terinfeksi bakteri. Sebelum timbul keluhan atau komplikasi, sebaiknya cabut gigi impaksi sebelum usia 20 tahun. Pada usia ini, akar gigi belum tumbuh sempurna sehingga lebih mudah dicabut. Seiring bertambahnya usia, akar gigi dan tulang menjadi lebih kuat, sehingga proses pencabutan gigi menjadi lebih sulit, dan proses penyembuhannya akan lebih lama. Gigi yang tersembunyi harus dicabut melalui operasi gigi bungsu. Tindakan ini dilakukan bila letak gigi berada di gusi.

Proses pencabutan impaksi gigi (dictio.id)