Hampir semua orang familiar dengan pemandangan Gunung Fuji yang ada di Jepang. Tidak heran jika lokasi ini menjadi salah satu destinasi favorit yang dibanjiri oleh wisatawan.
Sayangnya, hal ini justru memicu munculnya overtourism alias peledakan jumlah wisatawan. Risikonya, ada banyak sekali turis nakal yang berperilaku buruk dan mengganggu kenyamanan sekitar.
Sebagai informasi, Gunung Fuji adalah bentang alam yang menjulang dan pemandangannya bisa dinikmati dari berbagai sudut di Kota Fujikawaguchiko. Namun membludaknya turis dari luar negeri membuat Jepang merasa kesulitan mengendalikan ketertiban. Banyak dari mereka yang memadati trotoar, parkir sembarangan, hingga mengabaikan peraturan lalu lintas. Jika tidak dikendalikan, maka hal ini dikhawatirkan akan semakin mengganggu kenyamanan.
Peringatan petugas pun sepertinya tak lagi bisa membendung para turis. Alhasil, pemerintah memutuskan melakukan tindakan tegas dan merencanakan akan memasang jaring jala setinggi 2,5 meter dan panjang 20 meter pada bulan Mei mendatang. Dengan demikian, para turis tidak bisa lagi leluasa mengambil gambar karena jaring tersebut membuar pemandangan Fuji jadi kabur.
"Sangat disesalkan kami harus melakukan ini, karena beberapa turis yang tidak dapat menghormati peraturan, meninggalkan sampah dan mengabaikan peraturan lalu lintas," kata seorang pejabat dari kota Fujikawaguchiko, Prefektur Yamanashi, sebagaimana dilansir dari Japan Today, Senin (29/4).
Gunung Fuji (via CNBC Indonesia)
Tindakan ini juga dilakukan lantaran para turis asing banyak yang parkir tidak teratur di kawasan klinik gigi yang ada di salah satu lokasi strategis di kota tersebut. Tidak hanya menempatkan kendaraan sembarangan, wisatawan juga sering memanjat atap klinik hanya untuk mendapatkan jepretan terbaik. Mengingat klinik adalah lokasi yang krusial, maka hal ini jelas harus dihentikan.
Selain berencana menempatkan jaring raksasa, pemerintah juga akan menetapkan tarif sebesar 2000 Yen atau setara Rp200 ribuan per orang yang ingin mendaki Gunung Fuji di Jepang . Hal ini dilakukan demi membatasi jumlah pengunjung yang datang ke area tersebut.
Gunung Fuji (via IDN Times)