Pecel lele sudah menjadi kuliner yang melekat dan identik dengan nama Lamongan. Hal ini karena sekitar tahun 1970-an, banyak orang Lamongan yang datang ke Jakarta dan jualan pecel lele. Sampai sekarang, rata-rata pedagang pecel lele yang ada di Jakarta adalah orang Lamongan.
Tapi tahukah kamu kalau warga asli Lamongan justru pantang makan ikan lele? Dikutip dari detikFood, pantangan ini bermula dari kisah masa lalu dan sudah turun temurun dalam cerita di masyarakat Lamongan. Seperti apa kisahnya? Berikut penjelasannya!
Dikisahkan, ketika itu Sunan Giri III atau yang juga dikenal Sedamargo mengembara menggunakan perahu menelusuri sepanjang aliran Bengawan Solo. Beliau blusukan sampai ke desa-desa lalu beristirahat di Desa Barang Kauman, Kecamatan Karangbinangun.
Saat singgah ini, Kanjeng Sunan Giri bertemu dengan Dewi Asika atau dikenal oleh warga sebagai Mbok Rondo Barang. Setelah berbincang, Sudamargo kemudian pamit undur diri. Namun tidak disangka saat kembali ke Giri, keris miliknya tertinggal di rumah Mbok Rondo.
Sunan Giri lantas memerintahkan orang terdekatnya bernama Ki Bayapati kembali ke Desa Barang untuk mengambil keris pusakanya yang tertinggal di bale gubug Mbok Rondo. Namun karena belum kenal, Ki Bayapati masuk rumah Mbok Tondo dengan cara diam-diam dan menggunakan kekuatannya.
Sayangnya, Mbok Rondo terbangun dan menyadari seorang asing menyelinap ke rumahnya. Seketika, Mbok Rondo berteriak, "Maling!" Dalam kepanikan dikejar warga, Ki Bayapati lari dan memberanikan diri terjun ke jublang atau kolam air untu menghibdar amukan.
Tanpa disangka, kolam tersebut dipenuhi ikan lele. Keajaiban pun terjadi tatkala para warga mendekati kolam itu dan hendak memeriksanya. Ratusan lele memenuhi permukaan dan tampak tenang, mereka menyembunyikan sosok KI Bayapati di baliknya.
Ilustrasi Pecel Lele Lamongan (Ngopibareng)
Karena itu, Ki Bayapati berhasil selamat. Saat keluar dari kolam, para pengejarnya sudah bubar dan pelariannya berakhir. Ketika kembali ke Giri untuk menyerahkan keris gurunya, dia bersumpah jika semua keturunannya tidak akan memakan ikan lele yang sudah berjasa menyelamatkannya.
Dari sini lah, legenda warga Lamongan asli itu berpantang makan lele. Adapun mitos yang berkembang di masyarakat, warga yang melanggar pantangan ini akan mengalami sakit kulit seperti gatal-gatal atau ada bercak putih di kulit seperti lele.
Meski begitu, semua kembali pada keyakinan masing-masing. Jangan sampai mitos ini mengurangi keyakinan kita bahwa semua yang terjadi akan takdir manusia hanya Allah SWT penciptanya. Semoga informasinya bermanfaat ya!
Mitos Pantangan Orang Lamongan Makan Lele (VIVA)