Dry Drowning: Mengenal Penyebab dan Gejalanya pada Anak

Dry drowning adalah kondisi anak akibat air masuk melalui hidung dan atau mulutnya saat berenang, sehingga air menutup jalan pernapasan.

Berenang merupakan kegiatan menyenangkan bagi anak, namun ternyata ada bahaya dry drowning yang mengintai. Dry drowning adalah kondisi anak akibat air masuk melalui hidung dan atau mulutnya saat berenang, sehingga air menutup jalan pernapasan yang kemudian mengakibatkan kejang, peradangan bahkan pembengkakan paru-paru.

Dry drowning pada anak biasanya jarang disadari oleh orang tua karena gejalanya yang tidak langsung terlihat. Agar efek berenang tidak menyebabkan hal yang fatal, orang tua perlu mengenali tanda-tanda dan gejala dry drowning sehingga dapat segera mengambil tindakan yang diperlukan. Berikut ini adalah beberapa gejala yang perlu diperhatikan jika kamu mencurigai anak mengalami dry drowning.

1. Batuk Berkepanjangan

Salah satu gejala utama dry drowning adalah batuk yang berkepanjangan setelah anak berenang. Batuk ini mungkin terjadi berjam-jam setelah mereka meninggalkan air. Ini adalah tanda bahwa air telah masuk ke saluran pernapasan dan mengiritasi tenggorokan atau paru-paru. Jika kamu melihat anakmu terus-menerus batuk, perhatikan dengan cermat.

2. Sesak Napas atau Kesulitan Bernapas

Dry Drowning (via Puskesmas Kuta Selatan)

Anak yang mengalami dry drowning juga mungkin mengalami kesulitan bernapas atau sesak napas. Mereka dapat terlihat gelisah dan cemas karena mereka merasa sulit bernapas. Hal ini terjadi karena paru-paru mereka mengalami iritasi atau peradangan akibat air yang masuk ke dalamnya.

3. Kelelahan yang Tidak Wajar

Dry Drowning (via OBH Tropica)

Jika anak terlihat sangat lelah atau mengantuk setelah berenang, ini bisa menjadi tanda lainnya. Dry drowning dapat menguras energi anak, dan mereka mungkin merasa sangat lelah bahkan jika mereka hanya berenang sebentar. Perhatikan perubahan tiba-tiba dalam tingkat energi anakmu setelah berenang.

4. Perubahan Warna Kulit

Dry Drowning (via Kumparan)

Perubahan warna kulit, seperti pucat atau kebiruan pada bibir atau kuku, dapat menjadi tanda-tanda kurangnya oksigen dalam darah anak. Hal ini dapat terjadi jika paru-paru mereka tidak dapat berfungsi secara efektif setelah terkena air.

5. Mual atau Muntah

Dry Drowning (via APPLE TREE BSD City)

Mual atau muntah setelah berenang juga bisa menjadi tanda dry drowning. Ini adalah respons tubuh terhadap iritasi yang disebabkan oleh air di saluran pernapasan. Jika anakmu muntah setelah berenang, jangan abaikan gejala ini.

6. Ketidakmampuan untuk Fokus

Dry Drowning (via Anakku)

Anak yang mengalami dry drowning juga mungkin kesulitan berkonsentrasi atau tampak bingung. Kurangnya oksigen dalam darah dapat memengaruhi fungsi otak mereka sehingga tak mampu berpikir dengan jernih.

Jika tak diatasi dengan baik, kekurangan oksigen yang berkelanjutan dapat menyebabkan kerusakan otak, yang dapat mengakibatkan masalah neurologis dan kognitif. Meski demikian, dry drowning sendiri biasanya tidak secara langsung menyebabkan masalah otak.

7. Kejang atau Kehilangan Kesadaran

Dry Drowning (via Cussons Kids Indonesia)

Gejala yang paling parah dari dry drowning adalah kejang atau kehilangan kesadaran. Ini terjadi ketika tubuh anak tidak mendapatkan cukup oksigen. Jika anakmu mengalami kejang atau pingsan setelah berenang, segera hubungi bantuan medis.

Penting untuk diingat bahwa gejala dry drowning tidak selalu muncul dengan segera dan dapat berkembang dalam beberapa jam setelah anak berenang. Oleh karena itu, penting untuk tetap waspada dan melakukan tindakan pencegahan yang tepat saat anak berenang, seperti mengawasi mereka dengan cermat dan memastikan mereka memiliki pelampung yang sesuai.

Jika kamu mencurigai anak mengalami dry drowning, segera cari pertolongan medis untuk memastikan keselamatan mereka. Hal terpenting adalah untuk selalu memantau anak-anak dan pemuda saat mereka berenang atau menyelam, serta mengambil tindakan pencegahan seperti pengawasan yang ketat dan pelatihan renang yang baik untuk mengurangi risiko terjadinya insiden.

Dry Drowning (via Alomedika)