Beda Baby Blues dan Postpartum, Ibu Baru Wajib Tahu!

Beda Baby Blues dan Postpartum, Ibu Baru Wajib Tahu!

Memiliki bayi memang membuat stres. Tidak peduli seberapa besar kamu menantikannya atau seberapa besar kamu mencintai anakmu. Mengingat kurang tidur, tanggung jawab baru, dan kurangnya waktu untuk diri sendiri, tidak mengherankan jika banyak ibu baru merasa seperti berada dalam rollercoaster emosional.

Faktanya, depresi ringan dan perubahan suasana hati sangat umum terjadi pada ibu baru. Kondisi ini disebut baby blues.

# Beda 'Baby Blues' dan Postpartum'

Mayoritas wanita mengalami setidaknya beberapa gejala baby blues segera setelah melahirkan. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon secara tiba-tiba setelah melahirkan, ditambah dengan stres, isolasi, kurang tidur, dan kelelahan. 

Kamu mungkin merasa lebih cengeng, kewalahan, dan rapuh secara emosional. Umumnya, hal ini akan dimulai dalam beberapa hari pertama setelah melahirkan, mencapai puncaknya sekitar satu minggu, dan berkurang pada akhir minggu kedua pascapersalinan.

Baby blues adalah hal yang normal, tetapi jika gejalanya tidak hilang setelah beberapa minggu atau semakin parah, kamu mungkin menderita depresi pasca melahirkan atau yang disebut depresi postpartum.

Ibu baru yang mengalami baby blues (alodokter.com)

Tanda seorang ibu mengalami 'baby blues' (twitter.com)

# Apa Itu Depresi Postpartum?

Berbeda dengan baby blues, depresi postpartum adalah masalah yang lebih serius dan tidak boleh kamu abaikan.

Pada awalnya, depresi postpartum mungkin terlihat seperti baby blues pada umumnya. Faktanya, depresi postpartum dan baby blues memiliki banyak gejala yang sama, termasuk perubahan suasana hati, tangisan, kesedihan, insomnia, dan mudah tersinggung. 

Bedanya, pada depresi postpartum, gejalanya lebih parah (seperti pikiran untuk bunuh diri atau ketidakmampuan merawat bayi baru lahir) dan bertahan lebih lama.

Berikut tanda bahaya depresi postpartum yang perlu kamu kenali:

- Kamu mungkin mendapati dirimu menarik diri dari pasangan atau tidak dapat menjalin ikatan yang baik dengan bayimu.

- Kamu mungkin merasa kecemasanmu tidak terkendali, sehingga menghalangimu untuk tidur—bahkan saat bayimu tertidur—atau makan dengan benar.

- Kamu mungkin merasa bersalah atau tidak berharga sangat membebani atau mulai mengembangkan pikiran yang dipenuhi dengan kematian atau bahkan berharap kamu tidak hidup.

Kamu bisa mengikuti tes 'The Edinburgh Postnatal Depression Scale' atau alat skrining yang dirancang untuk mendeteksi depresi pasca melahirkan untuk tahu tingkat depresimu. 

Skor yang lebih besar dari 13 menunjukkan perlunya penilaian yang lebih menyeluruh karena kamu bisa saja mengalami depresi postpartum. Atau, jika kamu memiliki tanda-tanda di atas, seger konsultasikan dengan psikolog atau psikiater.

Faktor penyebab depresi postpartum (suarasurabaya.net)