Sri Mulyani Indrawati adalah seorang tokoh ekonomi ternama Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Menteri Keuangan Indonesia. Tidak hanya memegang jabatan penting, dia juga masuk dalam deretan perempuan yang berpengaruh lantaran keahliannya dalam manajemen keuangan.
Dengan kelihaiannya tersebut, mungkin banyak orang yang bertanya-tanya, seperti kondisi Sri Mulyani sebelum namanya tenar seperti sekarang. Namun hal itu kemudian terkuak dalam pernyataannya beberapa waktu lalu. Dilansir dari Detik Finance, ternyata semasa kuliah pada tahun 1980-an, dia mendapat uang saku sebesar Rp15 ribu per bulan dari orang tuanya.
Saat masih mengenyam bangku kuliah di Universitas Indonesia pada masa itu, menyimpan uang juga tidak semudah sekarang. Lantaran belum ada mobile banking, e-wallet, dan lain-lain, pengiriman dilakukan lewat Kantor Pos dan setelahnya dia langsung menyimpannya di dalam lemari.
“Saya dulu mahasiswa kos-kosan, uang saku dari orang tua almarhum hanya Rp 15.000/bulan. Bukan ditransfer seperti mobile banking, di UI Salemba itu ada kantor pos di depan, saya ambil, nggak saya masuki ke tabungan, (tapi) masuklah di lemari, ditaruh di bawah koran tempat (alas) baju saya,” ungkapnya pada 14 Agustus 2023 lalu.
Namun meski dengan uang saku yang terbatas, Sri Mulyani belajar untuk mengatur keuangannya dengan bijaksana. Ia memahami pentingnya pengelolaan anggaran, penghitungan pengeluaran, dan prioritas dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sikap disiplin dan tanggap terhadap kondisi keuangan membantu Sri Mulyani menjaga keseimbangan antara belajar dan mengatur keuangan.
Uang Saku Sri Mulyani (via TIMES Indonesia)
Saat uang saku terbatas, Sri Mulyani juga menunjukkan kreativitas dalam menghemat pengeluaran. Ia belajar untuk mengatur prioritas, seperti memilih tempat makan yang lebih ekonomis, menggunakan transportasi umum, dan mencari solusi hemat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Jadi nggak tahu tiba-tiba habis. Kalau dulu karena kita uangnya fisik, dilihat oh buat naik bemo berapa, makan siang berapa, masih sisa berapa. Jadi konteksnya berubah, tapi hari ini juga Anda bisa investasi ke macam-macam, dulu waktu kami mahasiswa baru diajari trading saham,” ungkapnya lagi.
Uang Saku Sri Mulyani (via Sekretariat Kabinet)
"Banyak choice-nya yang bisa Anda pilih, yang paling penting Anda tahu karakter dari yang Anda investasikan. Makanya membutuhkan literasi," lanjutnya.
Salah satu hal penting yang dapat diambil dari cerita inspiratif ini adalah pentingnya memiliki rencana anggaran. Meskipun memiliki uang saku terbatas, Sri Mulyani mampu memenuhi kebutuhan harian dan kuliahnya dengan merencanakan pengeluaran. Ini adalah prinsip dasar dalam manajemen keuangan yang dapat diterapkan oleh semua orang, terlepas dari jumlah pendapatan. Jadi, masih ada yang mengeluh soal kurangnya pendapatan?
Uang Saku Sri Mulyani (via Berita Satu)