Mengenal Agorafobia, Penyakit yang Diderita Sinead O'Connor Sebelum Meninggal Dunia

Sinead O’Connor diketahui mengidap gangguan kecemasan bernama agorafobia. Penyakit apa itu? Simak ulasan berikut ini!

Musisi terkenal Sinead O'Connor meninggal dunia di usia 56 tahun. Walaupun belum diketahui apa penyebab kematiannya, namun publik kemudian teringat bahwa pelantun Nothing Compare 2 U itu sempat mengaku mengidap agorafobia.

Hal ini terungkap pada tahun 2020 lalu saat Sinead O'Connor mengumumkannya lewat Twitter. Saat itu dia meminta bantuan karena agorafobia telah membuatnya tidak bisa bepergian sehingga merasa sangat kelaparan. Penyakit apa itu? Bagaimana bisa terjadi dan apa dampaknya? Simak penjelasannya berikut ini!

Apa itu Agorafobia?

Agorafobia adalah gangguan kecemasan yang ditandai dengan ketakutan yang berlebihan dan intens terhadap situasi atau tempat-tempat tertentu. Orang yang menderita agorafobia seringkali merasa takut, tidak aman, dan cemas ketika berada di tempat-tempat yang sulit untuk melarikan diri atau mendapatkan pertolongan. Mereka mungkin menghindari berada di kerumunan, menggunakan transportasi umum, atau pergi ke tempat-tempat yang baru atau tidak familiar.

Kondisi ini biasanya berkembang sebagai respons terhadap serangan panik sebelumnya atau kecemasan yang kuat, dan dengan waktu, individu tersebut mengasosiasikan situasi-situasi tertentu dengan rasa takut dan ketidaknyamanan yang berlebihan. Kondisi ini dapat sangat mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang karena menyebabkan keterbatasan dalam mobilitas dan keterlibatan sosial.

Penyebab Agorafobia

Agorafobia (via Dr. Manuel Cassinello)

Sayangnya, penyebab agorafobia tidak sepenuhnya dipahami, tetapi ada beberapa faktor yang dapat berperan dalam perkembangan gangguan ini. Beberapa faktor risiko yang mungkin termasuk riwayat keluarga dengan gangguan kecemasan atau gangguan panik, pengalaman traumatis atau stres berat, serta kepribadian yang rentan terhadap kecemasan.

Dalam kasus Sinead O’Connor, sang musisi memang diketahui memiliki beberapa gangguan kesehatan mental sejak beberapa tahun terakhir. Dia pernah mengalami bipolar, stres pasca-trauma kompleks, hingga borderline personality disorder. Hal ini kemungkinan tidak lepas dari pengalaman buruknya di masa kecil saat menjadi korban kekerasan seksual oleh ibunya sendiri.

Gejala Agorafobia

Agorafobia (via El Mundo USA)

Gejala agorafobia dapat bervariasi dari orang ke orang, tergantung kondisi mental dan pengalaman yang dihadapi. Tetapi umumnya orang-orang yang mengidap agoraphobia akan menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:

  • Ketakutan yang luar biasa atau kecemasan yang berlebihan ketika berada di tempat-tempat tertentu, terutama keramaian.

  • Menghindari situasi-situasi yang ditakuti dengan intensitas yang signifikan.

  • Ketakutan akan kehilangan kendali atau mengalami kejadian yang tidak diinginkan ketika berada di tempat yang sulit untuk melarikan diri.

  • Kesulitan meninggalkan rumah atau meninggalkan zona nyaman tertentu.

  • Kecemasan atau panik yang muncul saat berada di situasi yang ditakuti.

  • Perasaan ketergantungan pada orang lain untuk menemani atau membantu dalam situasi-situasi tersebut.

Bahaya Agorafobia

Agorafobia (via The Asian Parent)

Gangguan kecemasan ini dapat menyebabkan berbagai bahaya dan dampak negatif pada kehidupan individu yang mengalaminya. Beberapa bahaya agorafobia yang perlu diwaspadai meliputi:

  • Keterbatasan sosial

  • Keterbatasan mobilitas

  • Gangguan dalam pekerjaan dan pendidikan.

  • Peningkatan risiko masalah kesehatan mental lainnya, seperti depresi atau gangguan panik akibat kecemasan yang berkepanjangan

  • Kualitas hidup yang buruk.

  • Menyebabkan seseorang mengabaikan perawatan kesehatan fisik karena ketakutan yang berlebihan terhadap berbagai macam hal.

Cara Penanganan

Agorafobia (via Merdeka)

Agorafobia dapat diobati dengan terapi perilaku kognitif, yang membantu individu untuk mengatasi kecemasan mereka dan secara bertahap menghadapi situasi yang ditakuti. Terkadang, pengobatan medis seperti obat anti-kecemasan atau obat antidepresan juga dapat digunakan dalam pengobatan agorafobia.

Penting untuk mencari bantuan profesional jika kamu atau seseorang yang dikenal mengalami gejala agorafobia. Dengan perawatan yang tepat, banyak orang dapat mengurangi dampak agorafobia dalam kehidupan mereka dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

 

Agorafobia (via Gazeta do Povo)