Kisah Siddharta Gautama, Pendiri Agama Buddha yang Mengajarkan Dharma pada Manusia

Waisak adalah perayaan kelahiran, pencerahan, dan kematian Siddharta Gautama. Bagaimana kisah hidup Sang Buddha? Simak ulasannya!

Hari Raya Waisak tahun ini jatuh pada Minggu 4 Juni 2023. Sebagaimana diketahui, perayaan ini sangat penting dan sakral dalam agama Buddha, di mana penganutnya memperingati tiga momen sekaligus, yaitu kelahiran, pencerahan, dan kematian Siddharta Gautama, yang kemudian dikenal sebagai Buddha.

Siapa sebenarnya Siddharta Gautama? Bagaimana kehidupannya di masa lalu? Seperti apa kisahnya hingga menjadi sosok yang begitu dihormato penganut agama Buddha? Berikut ulasannya:

Kehidupan Awal Siddharta Gautama

Siddharta Gautama, yang kemudian dikenal sebagai Buddha, adalah pendiri agama Buddha. Ia lahir sekitar abad ke-6 SM di sebuah kerajaan yang sekarang dikenal sebagai Nepal atau India. Kehidupan Siddharta Gautama sangat menarik dan memiliki pengaruh yang besar dalam sejarah agama dan filosofi.

Siddharta Gautama dilahirkan sebagai seorang pangeran dalam keluarga kerajaan yang kaya dan berkuasa. Menurut legenda, pada saat kelahirannya, beberapa ahli ramal memprediksi bahwa ia akan menjadi seorang pemimpin yang agung atau seorang biksu yang mencapai pencerahan spiritual.

Perjalanan untuk Mencapai Pencerahan

Kisah Siddharta Gautama (via Pxfuel)

Sebagai seorang pangeran, Siddharta Gautama hidup dalam kemewahan dan kelimpahan materi. Namun, pada usia 29 tahun, ia meninggalkan kehidupan istana dan kekayaan materialnya dalam pencarian jati diri dan pemahaman tentang penderitaan manusia.

Selama bertahun-tahun, Siddharta Gautama menjalani kehidupan sebagai pertapa dan mencari berbagai guru spiritual untuk mencapai pencerahan. Pada usia 35 tahun, saat bermeditasi di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya, India, ia mencapai pencerahan yang mendalam dan menjadi Buddha, yang berarti "yang telah mencapai pencerahan."

Ajaran Siddharta Gautama

Kisah Siddharta Gautama (via The Jakarta Post)

Setelah mencapai pencerahan, Buddha mengabdikan sisa hidupnya untuk mengajar dan menyebarkan ajarannya kepada orang lain. Ia mengembara di sekitar wilayah India kuno dan mengajarkan Dhamma (ajaran Buddha) kepada para pengikutnya. Ajaran Buddha mencakup empat kebenaran mulia: penderitaan (dukkha), penyebab penderitaan, pembebasan dari penderitaan, dan jalan menuju pembebasan.

Buddha menekankan pentingnya kebijaksanaan, etika, dan meditasi dalam mencapai pembebasan dari penderitaan dan pencapaian pencerahan. Ia juga menganjurkan jalan tengah, yaitu menghindari kelebihan dan kekurangan dalam segala hal untuk mencapai keseimbangan dan keselarasan dalam hidup.

Kehidupan Buddha berakhir ketika ia meninggal pada usia sekitar 80 tahun di Kushinagar, India. Namun, warisannya sebagai pendiri agama Buddha terus berlanjut hingga saat ini, dan ajaran-ajarannya masih diikuti dan dihormati oleh jutaan orang di seluruh dunia.

Perayaan Waisak untuk Mengenang Siddharta Gautama

Kisah Siddharta Gautama (via Pikiran Rakyat)

Perayaan Waisak sendiri biasanya dilakukan pada hari purnama bulan Vesakha (umumnya jatuh pada bulan April atau Mei dalam kalender Gregorian). Pada hari ini, umat Buddha berkumpul di kuil-kuil atau tempat-tempat suci untuk mengadakan upacara keagamaan, meditasi, dan mempelajari ajaran-ajaran Buddha.

Selama perayaan Waisak, umat Buddha melakukan berbagai kegiatan yang meliputi pembacaan kitab suci, pengumuman ajaran Buddha, penyalaan lilin, dan pemberian sumbangan kepada kaum miskin atau orang yang membutuhkan. Selain itu, ada juga tradisi pelepasan lentera terbang yang melambangkan pencerahan spiritual.

Perayaan Waisak juga sering diiringi dengan parade dan prosesi yang diikuti oleh para biksu dan umat Buddha. Mereka mengenakan pakaian khas dan membawa patung Buddha serta bendera-bendera berwarna terang. Di beberapa tempat, perayaan Waisak juga dihiasi dengan pameran seni Buddha, pertunjukan musik, dan tarian tradisional.

Selain menjadi momen untuk merayakan kehidupan dan ajaran Buddha, perayaan Waisak juga memberikan kesempatan bagi umat Buddha untuk melakukan introspeksi, memperkuat komitmen mereka terhadap praktik spiritual, dan mengembangkan kedamaian dalam diri mereka.

Perayaan Waisak adalah kesempatan bagi umat Buddha untuk bersatu, merayakan warisan spiritual mereka, dan meningkatkan pemahaman mereka tentang ajaran Buddha, sekaligus menjadi momen untuk mengenang Siddharta Gautama, Sang Pendiri agama Buddha.

Kisah Siddharta Gautama (via Kementerian Agama)