Rumah seharusnya menjadi tempat teraman. Namun baru-baru ini terjadi peristiwa memilukan yang menuai banyak kecaman karena terjadi di lingkungan keluarga. Di mana, ada kakak yang membunuh adik kandungnya padahal penyebabnya hanya kesalahpahaman.
Dikutip dari India Times, seorang gadis berusia 12 tahun di Ulhasnasgar, distrik Thane, mengalami penyiksaan brutal sampai akhirnya meninggal dunia di tangan kakak laki-lakinya. Kejadian ini bermula saat sang kakak menemukan noda darah di celana dalam adiknya.
Melihat darah tersebut, sang kakak marah dan menduga adiknya dinodai oleh laki-laki. Dia mengira adiknya yang mulai beranjak remaja tersebut sudah berani berhubungan layaknya suami istri dengan seorang pria. Pria itu pun langsung murka dan menyiksa adiknya.
Padahal faktanya, gadis muda itu hanya sedang menstruasi. Sang adik sudah berusaha menjelaskan kalau dia tengah mengalami siklus menstruasi pertamanya. Tapi kakaknya masih tidak percaya dan malah terus menyiksanya secara fisik.
Laporan menunjukkan bahwa pria itu sampai menggunkaan penjepit panas untuk menyakiti adiknya. Karena ini, gadis muda tersebut mengalami luka bakar parah di beberapa bagian tubuhnya. Penyiksaan ini dikabarkan berlanjut selama empat hari.
Sampai akhirnya, sang adik mengalami luka fatal dan berujung meninggal dunia. Saat diamankan, sang kakak mengaku tak tahu soal kebenaran darah tersebut. Dia tak tahu jika darah itu adalah darah haid adiknya bukan akibat berhubungan intim.
Ilustrasi Darah Di Pakaian (India Times)
Sontak saja, insiden ini memicu kemarahan dan menuai kecaman dari publik. Banyak yang menyerukan keadilan untuk korban. Terdakwa pun didakwa dengan pembunuhan dan tubuh gadis muda itu sudah dikirim untuk dilakukan autopsi.
Insiden tragis ini menjadi pengingat bahwa dibutuhkan pengetahuan dan kesadaran tentang menstruasi serta pentingnya memperlakukan perempuan dengan hormat. Kini akibat kecerobohannya, sang kakak tidak hanya kehilangan adiknya, dia juga harus mendekam di penjara.
Kakak Di Tega Bunuh Adiknya Karena Salah Paham (India Post English)