Berwisata ke bukit tentu menyenangkan, pemandangan yang asri dan udara segar selalu bisa membuat siapa saja terlena. Tapi bagaimana kalau kamu mengunjungi bukit paling angker di Indonesia? Apakah kamu akan tetap merasakan sensasi kebahagiaan yang sama?
Meski terkenal dengan kisah-kisah mistisnya, namun beberapa bukit angker di Indonesia ini tetap saja dikunjungi wisatawan kok. Kebanyakan mereka penasaran dengan kisah horor yang mereka dengar. Lantas, di mana saja sih bukit paling angker di Indonesia tersebut? Berikut daftarnya.
1. Bukit Asah, Bali
Bukit Asah memang memiliki panorama pepohonan hijau dan pantai yang indah. Namun siapa sangka ternyata Bukit Asah termasuk bukit paling angker di Indonesia lho.
Menurut cerita yang beredar terdapat makhluk halus bertubuh besar, tinggi, dan hitam yang menghuni bukit Asah. Makhluk tersebut pernah menampakkan diri saat Bukit Asah mengalami kebakaran hebar dan makhluk hitam tersebut melompat ke arah api.
2. Bukit Soeharto, Kutai Kartanegara
Bukit Paling Angker di Indonesia (via Travel Kompas)
Kedua ada Bukit Soeharto yang berada di Kutai Kartanegara. Bukit ini terkenal angker karena pada masa penjajahan dulu, Bukit Soeharto menjadi tempat penyiksaan para pekerja paksa.
Dan cerita mistis beredar, para pengunjung sering melihat hantu Romusha yang mengelilingi kawasan perbukitan. Tidak hanya hantu Romusha saja, tapi juga ada hantu tentara Jepang lengkap dengan senjatanya.
3. Bukit Piramid, Bondowoso
Bukit Paling Angker di Indonesia (via Suara)
Selanjutnya ada Bukit Piramid di Bondowoso yang terletak di lereng Gunung Argopuro. Kedatangamu memang akan disambut dengan pemandanga yang indah. Namun kisah mistis di bukit ini juga enggak kalah menyeramkan.
Konon, banyak wisatawan yang tersesat karena ulang makhluk gaib yang ada di sana. Bahkan ada salah satu warga yang menghilang dan dibawa alam lain. Ihh, serem banget ya.
Nah, setelah mendengar kisah mistis di tempat wisata bukit paling angker di Indonesia tadi, kira-kira kamu masih berani ke sana nggak?
Bukit Paling Angker di Indonesia (via Sikidang)